Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perang Dagang, OJK Akui Pertumbuhan Kredit Bank ikut Memble

Perang Dagang, OJK Akui Pertumbuhan Kredit Bank ikut Memble Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan merevisi ke bawah target pertumbuhan kredit perbankan menjadi 9 persen - 11 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2019 karena dampak perang dagang di pasar global yang berimbas ke daya ekspor dan juga kebutuhan pembiayaan dunia usaha.

Baca Juga: Perang Dagang, AS Tetap Jadi Tujuan Penting Ekspor Indonesia

"Ada beberapa bank yang tertunda (penyaluran kredit). Faktornya beragam. Ada juga karena imbas perang dagang," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso di Komisi XI DPR, Jakarta, Senin malam.

Berdasarkan paparan Wimboh di depan Komisi XI DPR, OJK merevisi pertumbuhan kredit 2019 dari sebelumnya sebesar 10 persen - 12 persen (yang disusun Oktober 2018) menjadi 9 persen - 11 persen pada tahun ini. Jika dinominalkan pertumbuhan kredit 9 persen - 11 persen berarti terjadi penambahan kredit Rp538 triliun.

Wimboh mengatakan perang tarif antara AS dan China telah mengurangi optimisme dunia usaha mengenai kapasitas permintaan ekspor dari negara-negara yang terimbas perang dagang.

"Otomatis, kalau ekspornya dikenakan tarif jadi eksportir tidak bisa produksi banyak. Kalau produksi terganggu yang mulai berdampak," ujarnya.

Meskipun turun, Wimboh masih optimistis pertumbuhan kredit perbankan tahun ini akan berada di bias atas rentang pertumbuhan kredit atau 11 persen.

"Jadi kalaupun turun itu akan kena batas atasnya. Sekarang saja masih dua digit, pertumbuhan kredit di sekitar 11 persen," ujar dia.

Wimboh menekankan koreksi pertumbuhan kredit itu karena murni faktor ekonomi eksternal, bukan lemahnya permintaan kredit dari domestik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: