PT Satyamitra Kemas Lestari (SKL) tengah bersiap untuk masuk ke pasar modal Indonesia melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Perseroan menawarkan saham ke publik sejak 1 Juli hingga 4 Juli 2019 diharga Rp193 per lembar. Perseroan melepas sahamnya sekitar 32,10% atau sebanyak 1,3 miliar saham dari saham disetor dan ditempatkan penuh dalam SKL.
Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan pun menunjuk PT Kresna Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Baca Juga: Baru Masuk Bursa, Saham KJEN Kena Auto Rejection
Direktur Utama PT Kresna Securities Octavianus Budianto memandang, ini merupakan momen yang tepat bagi perusahaan untuk menawarkan sahamnya ke publik. Karena, iklim pasar modal Indonesia tengah menunjukan performa yang positif. Tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang makin perkasa di zona hijau.
"Kalau kita lihat tren akhir-akhir ini lagi musim IPO. Musim autoreject juga. Orang-orang excited berlomba-lomba jadi investor saham," ujar Octavianus di Jakarta, Selasa (2/7/2019).
Baca Juga: Baru Masuk Bursa, Saham CCSI Melonjak 50%
Hal tersebut dinilai memberikan dampak positif bagi iklim investasi dan pasar modal. Bahkan, jumlah investor Kedepannya dari sektor ritel akan terus diperkuat. Satyamitra yang bergerak di industri pengemasan bisa menjadi salah satu alternatif investasi yang menarik bagi masyarakat.
Pihaknya optimistis di masa penawaran ini, saham terjual lebih dari jumlah saham yang ditawarkan atau oversubscribe. Pada masa penawaran awal 13-20 Juni 2019 lalu, harga yang ditawarkan berada di rentang Rp150-200 per saham juga oversubscribe.
"Melihat suasana hari ini dan kemarin, wow. Saya dapat foto jam 06.30 WIB di Bank Mandiri (KCP BEI) sudah ngantre, padahal baru buka jam 09.30 WIB," kata Octavianus.
Baca Juga: Masuk Bursa, Saham Pemilik Indofund Kena Autoreject Atas
Dari IPO tersebut, menurut Oktavianus, Perseroan diperkirakan dapat meraih dana antara Rp 195-260 miliar.
Penggunaan dana hasil IPO, sebesar 40% akan digunakan untuk modal kerja Perseroan, khususnya peningkatan persediaan bahan baku kertas baik impor maupun lokal. Sementara sekitar 30% untuk pelunasan sebagian utang bank SKL dan sisanya 30% untuk membeli mesin baru dan akuisisi lahan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri