Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Kedatangan Dua Emiten Baru, Gimana Pergerakan Sahamnya?

Bursa Kedatangan Dua Emiten Baru, Gimana Pergerakan Sahamnya? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) dan PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) hari inii perdana memperjualbelikan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat memulai transaksi perdana pada pembukaan perdagangan saham ITIC dan KAYU langsung menyentuh titik auto-rejection atas atau masing-masing menguat sebesar 50% ke level Rp330 dan sebesar 69,33% ke posisi Rp254 per saham.

 

Harga penawaran umum saham ITIC senilai Rp219 per saham. Kenaikan harga saham ITIC di awal perdagangan tersebut ditopang oleh frekuensi transaksi sebanyak satu kali dengan volume transaksi sebanyak enam lot, sehingga nilai transaksi emiten ke-19 di 2019 ini mencapai senilai Rp198 ribu untuk sepanjang perdagangan hari ini.

 

Baca Juga: Indonesian Tobacco Mau Jual Tembakau ke India

 

Sementara itu, KAYU mematok harga penawaran umum senilai Rp150 per saham, kenaikan harga saham perseroan yang merupakan emiten ke-20 di 2019 tersebut ditopang oleh frekuensi transaksi sebanyak tiga kali dan volume transaksi sebanyak tiga lot, sehingga emiten yang masuk sektor perdagangan ini mencatatkan nilai transaksi mencapai Rp76.200.

 

Komisaris Utama ITIC, Shirley Swantinna, pada pelaksanaan IPO ini perseroan melepas saham ke publik 274,06 lembar saham atau setara dengan 29,13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. "Semua dana hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal (capex) yang lebih pada inveatasi pembelian daun tembakau," katanya di Jakarta, Kamis (4/7/2019). 

 

Baca Juga: IPO, Indonesian Tobacco Jual Saham Rp230 per Saham

 

Ia mengungkapkan bila saat ini perseroan memiliki merek produk tembakau seperti Anggur Kupu, Lampion Lilin, Pohon Sagu, Roda Terbang dan Manna. Pada pelaksanaan IPO ini, perseroan menunjuk PT Phillip Sekuritas Indonesia sebagai Lead Underwriter.

 

Hasil penawaran umum saham ITIC yang telah dilakukan pada 25-28 Juni 2019 mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) lebih dari 165 kali.

 

Sementara itu, Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Tbk, Djonny Saksono mengatakan bahwa pelaksanaan IPO diambil untuk meningkatkan stok bahan baku, kerena pasar yang semakin luas, maka stok pun harus tumbuh. 

 

“Kita ekspor ke Singapura, Malaysia dan Jepang. Ke depan ke India ada juga rencana ekspansi ke China, kerjasama dengan perusahaan disana. Jadi penting sekali siapkan bahan baku. Karena industri ini perlu persiapan, panen setahun sekali. Jadi kita harus simpan bahan baku. Jadi sebelum ekspansi kita mesti siapkan bahan baku. Kalau mesin masih cukup, bahan baku ini yang perlu,” jelasnya. 

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: