Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Huawei Tetap Berpaling ke Rusia, Tidak Mau Tergantung Lagi pada Teknologi AS

Huawei Tetap Berpaling ke Rusia, Tidak Mau Tergantung Lagi pada Teknologi AS Kredit Foto: Reuters/Chris Wattie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa telekomunikasi China, Huawei, telah menghubungi beberapa perusahaan teknologi Rusia untuk membuat usaha bersama dan menggunakan teknologinya. Huawei berencana untuk secara signifikan meningkatkan penjualannya di Rusia.

Selama beberapa bulan terakhir, Huawei telah menghubungi beberapa perusahaan Rusia, termasuk pengembang prosesor Elbrus dan sistem operasi Alt (OS), serta produsen perangkat lunak dan peralatan keamanan informasi.

Sebagaimana dikutip dari laman rt.com, orang-orang yang akrab dengan masalah ini mengatakan perusahaan China tertarik untuk menggunakan prosesor Elbrus dalam perangkat kerasnya, termasuk server. Pembicaraan kerja sama ini sedang berlangsung saat ini.

Baca Juga: Masuk ke Indonesia, Huawei Cloud Lakukan Ini

Huawei juga sedang melakukan perundingan dengan Basalt SPO, pengembang platform perangkat lunak Rusia, yang memproduksi sistem operasi Alt. Sistem operasi Rusia untuk workstation dan server sedang diproduksi berdasarkan platform perangkat lunak perusahaan.

“Huawei ingin melisensikan sistem operasi Alt untuk menggunakannya di komputer dan servernya sendiri. Negosiasi telah berlangsung selama beberapa bulan, dengan kedua belah pihak sangat tertarik terhadap kerja sama ini,” kata salah satu sumber.

Menurut sumber lain, setelah proses lisensi Alt selesai, komputer dan server Huawei akan dijual baik di Rusia maupun di pasar Asia.

Direktur umum Basalt SPO, Aleksey Smirnov, mengatakan kepada RBC bahwa perusahaan tertarik untuk bekerja sama dengan perusahaan internasional besar. Namun, dia menolak untuk memberikan rincian apa pun.

Baca Juga: Meski Trump Cabut Larangan, Departemen Dagang AS Masih Waspada dengan Huawei

Semua sumber mencatat bahwa Huawei telah mengintensifkan kehadirannya di pasar Rusia setelah Washington melarang perusahaan teknologi AS berurusan dengan Huawei.

Bulan lalu, perusahaan telekomunikasi Cina dilaporkan mulai menegosiasikan penggantian OS Android dengan OS Aurora yang saat ini sedang dikembangkan oleh perusahaan Rusia, platform seluler Rusia. Kemungkinan untuk menginstal sistem operasi Aurora pada smartphone Huawei bahkan telah dibahas selama pertemuan para pemimpin Rusia dan Cina. Mereka juga membicarakan tentang potensi lokalisasi beberapa fasilitas produksi Huawei di Rusia. Huawei juga telah meluncurkan proyek percontohan 5G dengan MTS telekomunikasi Rusia.

Pada bulan Mei, pemasok peralatan telekomunikasi terbesar di dunia dan produsen smartphone terbesar kedua, Huawei, dimasukkan ke dalam "daftar hitam," sebagai bagian dari perang dagang antara Washington dan Beijing.  Pemerintah Trump sangat membatasi perusahaan-perusahaan Amerika untuk berdagang dengan perusahaan teknologi Cina.

Upaya perdamaian memang sudah berlangsung saat berlangsung KTT G-20 di Osaka, Jepang. Tapi pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping belum mengembalikan keadaan seperti sebelum Huawei masuk ke “daftar hitam”.

Baca Juga: Kurun Waktu 10 Tahun, Donald Trump Kehilangan Harta Rp14 Triliun, Bisnisnya pun Menurun

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: