Koordinator Forum Rakyat, Lieus Sungkharisma, mengatakan pertemuan Prabowo Subianto dengan Presiden terpilih Joko Widodo beberapa waktu lalu memunculkan pertanyaan besar. Termasuk nasib Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
“Apa dan bagaimana nasib yang akan terjadi pada Habib Rizieq di masa datang sangat tergantung pada kedua tokoh tersebut,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Baca Juga: Baiknya, Prabowo Cs Puasa Hingga 2024
Baca Juga: FPI Buka-bukaan Soal Kasus Habib Rizieq, Ternyata...
Diketahui, syarat terjadinya rekonsiliasi antara kedua tokoh tersebut adalah kepulangan Rizieq ke Tanah Air.
Oleh karena itu, ia meminta kedua tokoh tersebut untuk segera memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia tanpa syarat apapun.
“Sebagai presiden, Pak Jokowi dapat meminta Habib Rizieq untuk pulang tanpa syarat apapun. Sedangkan Pak Prabowo, sesuai janjinya pada Ijtima Ulama II bisa melakukan langkah-langkah kenegarawanan menjemput sendiri Habib Rizieq ke Arab Saudi dan membawanya pulang ke Indonesia,” jelasnya.
Selain itu, menurutnya, hal tersebut sesuai dengan janji Prabowo dalam Ijtima Ulama II. Dari 17 poin yang dihasilkan Ijtima Ulama II yang ditandatangani Prabowo, butir ke-16 disebutkan bahwa Prabowo siap menggunakan hak konstitusional dan atributif yang melekat pada jabatan presiden untuk melakukan proses rehabilitasi, menjamin kepulangan, serta memulihkan hak-hak Habib Rizieq sebagai warga negara Indonesia.
Tambahnya, dengan demikian, sudah saatnya Prabowo mengambil langkah konstitusional memulihkan nama baik dan memulangkan Rizieq Shihab.
“Pak Jokowi dan Pak Prabowo harus memulangkan Habib Rizieq ke Indonesia. Kita berharap dalam seminggu ini sudah ada kabar yang menggembirakan terkait kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia itu,” tutur Lieus.
Ia pun meyakini Habib Rizieq menginginkan pulang ke Indonesia jika segala hal yang menyangkut nama baiknya dipulihkan oleh pemerintah.
“Di sinilah harapkan peran kenegarawanan Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Sebab tak akan ada gunanya rekonsiliasi dibangun jika persoalan terkait Habib Rizieq dan kriminalisasi terhadap para ulama serta tokoh-tokoh kritis terus terjadi,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil