Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gandeng Perusahaan Migas Abu Dhabi, Pertamina Garap Bisnis Migas Hulu hingga Hilir

Gandeng Perusahaan Migas Abu Dhabi, Pertamina Garap Bisnis Migas Hulu hingga Hilir Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di sektor minyak dan gas, PT Pertamina (Persero) dan The Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) menandatangani comprehensive strategic framework (CSF) untuk menjajaki peluang kerja sama di seluruh mata rantai bisnis minyak dan gas, baik di Uni Emirat Arab (UEA), Indonesia, serta internasional.

Penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dan Menteri Negara UEA dan CEO ADNOC Group, Sultan Ahmed Al Jaber.

Setelahnya dilakukan pertukaran dokumen yang disaksikan Presiden Joko Widodo, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Baca Juga: Cari Cadangan Migas Baru, Pertamina Segera Eksplorasi Selat Malaka

Dengan perjanjian ini, Pertamina dan ADNOC akan menjajaki peluang kerja sama di sektor hulu hingga hilir. Proyek yang menjadi pertimbangan termasuk partisipasi di sektor hulu migas UAE, kilang, petrokimia, LNG, LPG, avtur, dan bisnis ritel migas di Indonesia. Selain itu, kedua belah pihak akan menjajaki berbagai bentuk kolaborasi strategis lainnya.

Pertamina memiliki enam kilang minyak dengan kapasitas terpasang 1 juta barel minyak per hari (mmbpd). Saat ini, Pertamina sedang mengembangkan energi baru dan terbarukan dari berbagai sumber potensial di Indonesia.

Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina berencana untuk mengembangkan kapasitas kilang tambahan 1 mmbpd melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refineries (GRR). 

"Kemitraan dengan ADNOC akan jadi tonggak penting bagi Pertamina. Minat ADNOC untuk berpartisipasi dalam bisnis migas di Indonesia merupakan dukungan yang sangat berarti bagi Pertamina untuk memastikan availability and accessibility energi bagi masyarakat Indonesia," ujar Nicke.

Sementara itu, Sultan Ahmed Al Jaber menyatakan, perjanjian ini akan memperkuat hubungan antara kedua negara.

"Indonesia memiliki basis industri dan pasar energi yang berkembang pesat. Kami melihat peluang yang signifikan untuk bekerja sama antara kedua perusahaan membangun proyek untuk mencapai tujuan strategis bersama," katanya.

Baca Juga: Optimis Lewati Target, Realisasi Lifting Migas Capai 89%

Kerja sama ini, imbuh Ahmed, akan menunjukkan upaya ADNOC untuk menciptakan nilai dari seluruh portofolio dan upayanya dalam memperluas investasi internasional untuk menjadi perusahaan energi global yang sesungguhnya.

Tim kerja dari kedua pihak akan mengadakan pertemuan selama beberapa bulan mendatang untuk mengevaluasi dan menyeleksi bidang-bidang utama untuk kolaborasi strategis di seluruh aset dan portofolio proyek kedua perusahaan. Sehingga diharapkan opsi kolaborasi yang lebih spesifik akan disepakati untuk dieksekusi pada akhir 2019.

Bagi Pertamina, kolaborasi ini akan mendukung upayanya berkiprah di kancah energi global serta sebagai batu loncatan untuk meningkatkan daya saing agar dapat berkompetisi dengan para pemain energi internasional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: