Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) pada 2018 sebesar 72,39 atau lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya di angka 72,11. Angka ini dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (29/7/2019).
Meski demikian, demokrasi Indonesia tetap berada pada kategori sedang (indeks 60-80), sementara kategori baik di angka lebih dari 80.
"IDI 2018 mengalami perbaikan meskipun naiknya hanya sebesar 0,28 poin. Tetapi di sana menunjukkan adanya perbaikan dan ke depan kita berharap angka IDI akan terus membaik," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (29/7/2019).
Baca Juga: Terancam, Demokrasi Terancam Gara-Gara...
Suhariyanto mengatakan, IDI merupakan indikator tunggal yang mampu menggambarkan perkembangan demokrasi dari waktu ke waktu. Demokrasi di Indonesia, lanjutnya, mengalami dinamika yang cukup menantang. Nilai IDI sejak 2009 hingga 2018 selalu berada di antara 60-80, yang artinya demokraasi Indonesia berada pada kategori sedang.
"Antara 2009 sampai 2013 nilai IDI masih berada di bawah angka 70, tetapi sejak 2014-2018 angkanya sudah berada di atas 70. Jadi, lima tahun terakhir menunjukkan perbaikan," tambahnya.
Ia menyatakan bahwa ada tiga aspek demokrasi yang diukur, yakni kebebasan sipil, hak-hak politik, dan lembaga- lembaga demokrasi.
Baca Juga: Hoaks Si Perusak Demokrasi
Dalam pengumpulan data, digunakan empat sumber data, yakni review surat kabar lokal, review dokumen (Perda, Pergub, dan lain-lain), focus group discussion (FGD), dan wawancara mendalam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: