Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memperlihatkan keperkasaanya dengan menguat 0.21% atau 13.51 poin keclevel 6,390.51 disaat secara bersamaan mayoritas indeks saham Asia turun akibat psimistis kesepakatan perdagangan AS-China.
Head od Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menuturkan bahwa Indeks industri dasar yang melejit 1.58% dan konsumer 1.41% mampu mendorong pernguatan IHSG menjelang penutupan.
“Harga saham yang telah price in pelemahannya akibat penurunan laba bersih kini berbalik naik,” ucapnya, dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu (31/7/2019).
Baca Juga: Finally! IHSG Terbebas dari Zona Merah!
Dimana, harga saham TKIM +3% atau naik signifikan setelah sempat melemah akibat penurunan pertumbuhan laba bersih 29% dari periode sebelumnya. Kemudian, BRPT +7.78% menjadi kontributor utama penguatan setelah mubadal investment uni emirat Arab membuka rencana kemitraan dengan anak usaha TPIA yang juga +1.21%.
Adapun, catatan net sell investor asing mulai berkurang pada hari rabu tercatat net sell Rp46,02 miliar meskipun demikian investor asing terdeteksi melakukan aksi beli pada saham-saham konsumer seperti HMSP, UNVR dan GGRM mengiringi kuatnya nilai tukar rupiah (+0.04%) dilevel Rp14.022 per dolar AS.
“Pergerakan IHSG secara teknikal mencoba break out resistance MA20 sebagai konfirmasi kuat diatas level psikologis 6400. Indikator Stochastic mengkonfirmasi golden-cross dengan pergerakan yang agresif dengan momentum RSI yang terlihat sedikit kehilangan momentum pada middle oscillator. Penguatan IHSG kami perkirakan masih akan menguat terbatas secara teknikal dengan pengujian level psikologis 6400 pada support resistance 6.350-6.430,” terangnya.
Dirinya pun menyampaikan beberapa saham yang dapat dicermati yakni; LSIP, TKIM, WSBP, MAIN, SMBR, GGRM, BNLI, PGAS, WEGE, ADHI dan AKRA.
Baca Juga: IHSG Berakhir Bahagia Karena . . .
Sebagai informasi, Bursa Asia ditutup melemah dengan mayoritas bergerak psimistis. Indeks Nikkei (-0.87%), TOPIX (-0.66%), HangSeng (-1.31%) dan Shanghai (-0.90%) berada pada zona negatif lebih dari setengah persen setelah AS dan China mengakhiri putaran terakhir pembicaraan pada hari ini tanpa terobosan yang jelas. Saham-saham di HongKong paling terpukul di Asia sebelum ditutup lebih awal karena badai mengiringi kemerosotan laba samsung.
“Naiknya data NBS Manufakturing Indeks kinerja di Tiongkok bulan ini yang naik diatas ekspektasi tidak mampu menahan pelemahan. Data indeks kepercayaan konsemen di Jepang rilis diabawah ekspektasi menjadi salah satu faktor,” tambahnya.
Selain itu, Bursa Eropa dibuka bervariasi membuntuti pelemahan pada bursa saham Asia. Indeks Eurostoxx (+0.14%) dan DAX (+0.27%) pada zona hijau sedangkan FTSE (-0.25%) pada zona merah meskipun dengan indeks Future ekuitas AS naik.
Baca Juga: Investor Kabur! Bursa Asia Babak Belur!
Mayoritas indeks saham di Eropa seakan sedang berjuang bergerak positif pada zona hijau ditengah laporan perusahaan yang beragam dan data inflasi inti Zona Eropa yang dibawah ekspektasi meskipun GDP YoY prerilis naik 10bps kelevel 1.1% berbanding tahun sebelumnya. Pound Inggris naik 0,1% menjadi $ 1,2166, kenaikan pertama dalam seminggu.
Harga Minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,5% menjadi $ 58,34 per barel, mencapai tertinggi dalam lebih dari dua minggu dengan kenaikan kelima berturut-turut.
Sentimen selanjutnya investor akan mencoba merefleksikan stok persediaan minyak AS, hasil pertemuan FOMC dan tanggapan The Fed pada kondisi ekonomi disana. Dari Asia akan rilis data survey Caixin Manufaktur indeks dengan ekspektasi positif serta keputusan Bank of Japan pada stimulus moneter. Indonesia akan merilis data indeks kinerja manufaktur PMI dengan ekspektasi turun menjadi 50.1 dan inflasi YoY dengan ekspektasi naik 3.4%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri