Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono mengatakan, gempa di Banten dengan magnitudo 6,9 pada Jumat (2/8/2019) berpotensi memicu gempa megathrust.
Megathrust merupakan gempa bumi dahsyat yang terjadi akibat tumbukan lempeng Indo Australia dan lempeng Eurasia.
"Ancaman (megathrust) riil, nyata di sepanjang pantai barat Sumatera. Mungkin jaraknya sekitar 200-250 kilometer di laut lepas," jelas Rahmat dalam konferensi pers di Kantor BMKG, Jakarta Pusat, Sabtu (3/8/2019).
Baca Juga: Ribut-ribut Gempa Megathrust, BMKG Bilang Sudah...
Dia pun mengimbau masyarakat untuk mewaspadai megathrust sebagai ancaman yang nyata. Sebab, gempa bumi yang melanda Banten pada Jumat (2/8/2019) malam, kata Rahmat, berkaitan dengan ancaman megathrust ini.
"Megathrust dengan skala besar pada sumber yang dangkal bisa memicu tsunami," tuturnya.
Untuk diketahui, gempa bumi megathrust adalah peristiwa yang terjadi akibat tumbukan antara dua lempeng bumi, yakni Indo-Australia dan Eurasia. Pertemuan dua lempeng ini berpotensi terjadi sejak Sumatera hingga Papua.
Sehingga, ancaman megathrust ini sebenarnya bisa dirasakan hingga Jawa, Bali, dan utara Papua. Oleh karena itu, kata Rahmat, masyarakat di sepanjang jalur pertemuan lempeng tersebut harus selalu siaga.
Namun, ia menegaskan, isu viral di media sosial yang menyebut akan terjadi gempa 9.0 Skala Richter pascagempa Banten adalah tidak benar. Tidak ada yang pernah tahu akan akan terjadi gempa bumi.
Baca Juga: Antisipasi Megathrust, BNPB Mulai Lakukan Upaya Ini
"Isu yang berkembang tersebut tidak benar, karena peristiwa gempa bumi hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh siapapun, kapan, di mana, dan berapa kekuatannya," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti