Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebijakan Diskon Rokok Jadi Buah Bibir, Saham Gudang Garam Cs Terbakar!

Kebijakan Diskon Rokok Jadi Buah Bibir, Saham Gudang Garam Cs Terbakar! Kredit Foto: Gudang Garam
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebijakan mengenai pengenaan diskon rokok kembali menjadi buah bibir alias perbincangan para ahli. Kali ini, peneliti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Abdillah Ahsan, angkat bicara. 

Menurutnya, dengan adanya diskon rokok, akses masyarakat untuk mendapatkan produk rokok semakin dimudahkan, tak terkecuali bagi anak-anak. Hal tersebut dinilai tidak menguntungkan bagi pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini menjadi visi dari Presiden Jokowi. 

"Kita tidak akan bisa menikmati bonus demografi pada 2030-2040 apabila kebijakan diskon rokok tidak segera dihapus," tegasnya, Jakarta, Rabu (21/08/2019). 

Baca Juga: Gudang Garam Raup Untung Rp3,55 T dari Jualan Rokok

Oleh karena itu, pihaknya mendesak Presiden Jokowi segera memerintahkan Kementerian Keuangan untuk menghapus kebijakan diskon rokok. 

"kami menyarankan Presiden segera memerintahkan Kementerian Keuangan untuk menghapus kebijakan diskon rokok. Jika tidak, Indonesia tak akan bisa menikmati bonus demografi yang sudah berada di depan mata," sambungnya. 

Baca Juga: Kebijakan Diskon Rokok Hambat Visi Jokowi Tingkatkan SDM Indonesia

Pembicaraan tersebut tak ayal berpengaruh terhadap industri rokok. Dari empat emiten rokok yang terdaftar di BEI, seluruhnya bergerak minus pada perdagangan bursa, Rabu (21/08/2019)

PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

Sepanjang perdagangan bursa hari ini, saham GGRM bergerak konsisten di zona merah. Koreksi yang diterima atas saham GGRM pun terbilang dalam, yakni 0,55% menjadi Rp76.575 per saham. Bahkan, beberapa kali saham GGRM sempat jatuh hingga ke level terendahnya di Rp76.100 per saham. 

Sejumlah 709,60 ribu saham GGRM diperdagangkan dengan frekuensi 2.690 kali transaksi dan nilai transakinya mencapai Rp54,37 miliar. Menariknya, di saat harga jatuh, saham GGRM bertengger di urutan kedua sebagai saham dengan net foreign buy tertinggi, yakni Rp18,43 miliar.

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)

Saham emiten rokok HMSP puntak kalah nelangsanya. Sore ini, saham HMSP ditutup koreksi 2,65% ke level Rp2.940 per saham dengan jangkauan level terendah berada di Rp2.920 per saham. 

Baca Juga: Sosok Pemimpin HM Sampoerna Generasi Ketiga, Masuk Jajaran Orang Terkaya di Indonesia

Sudah ada 24,21 juta saham HMSP yang diperdagangkan dengan frekuensi 4.346 kali transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp71,64 miliar.

PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA)

Kemudian, untuk perdagangan saham RMBA terbilang sepi, yakni hanya ada sembilan kali transaksi dengan volume perdagangan 3,10 ribu saham dengan bukuan nilai transaksi mencapai Rp1,08 juta. 

Sore ini, saham RMBA berakhir dengan koreksi 0,57% ke level Rp348 per saham, di mana sebelumnya harga saham RMBA sempat jatuh hingga ke level terendah di Rp334 per saham.

PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM)

Terakhir, saham WIIM juga terkoreksi 1,80% ke level Rp218 per saham dengan capaian level terendah berada di angka Rp218 per saham. 

Saham WIIM ditransaksikan dengan volume 3,30 juta saham sebanyak 262 kali transaksi dan nilai transaksinya mencapai Rp726,09 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: