Keputusan pemerintah dan DPR untuk menaikkan Cukai Hasil Tembakau (CHT) membuat kenaikan biaya (beban) sehingga akan menggerus laba bersih PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
"Kalau cukai rokok naik, tentu ada kenaikan biaya atau beban bagi kami. Maka, jika kami tidak ikut menaikkan harga, maka akan menggerus keuntungan perusahaan," uajr Direktur dan Sekretaris Perusahaan GGRM, Heru Budiman di Jakarta, Selasa (27/8/2019).
Baca Juga: Dari Bisnis Rokok, Gudang Garam Siap Bangun Bandara di Kediri
Karena itu, pihaknya pun berencana untuk menaikkan harga rokok secara bertahap yang mengacu pada kemampuan daya beli masyarakat di level ekonomi menengah ke bawah. "Tentunya, kalau daya beli masyarakat tidak realistis, kami bisa menaikkan harga seenak-enaknya," tegas Heru.
Menurutnya, biaya pita cukai, PPN dan pajak pokok meningkat 17,6 persen menjadi Rp 33,5 triliun yang merupakan lebih dari 78 persen dari total biaya pokok penjajakan. Akan tetapi, perseroan masih bisa membukukan peningkatan laba komprehensif pada semester pertama tahun ini sebesar 20,4 persen mencapai Rp 4,3 triliun dari tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp Rp 3,6 triliun.
Direktur Utama GGRM, Heru Budiman mengatakan, laba bersih tersebut berasal dari pertumbuhan pendapatan penjualan sebesar 16,4 persen menjadi Rp 52,7 triliun dari Rp 45,3 triliun.
“Pertumbuhan pendapatan penjualan perseroan merupakan hasil dari peningkatan volume penjualan dari 40,6 miliar batang menjadi 46,6 miliar batang dan kenaikan harga jual,” katanya.
Baca Juga: Kebijakan Diskon Rokok Jadi Buah Bibir, Saham Gudang Garam Cs Terbakar!
Untungnya, Ia menyebutkan bila pasar memberikan respon positif terhadap merek-merek sigaret yang berharga lebih hemat dalam kategori sigaret kretek mesin (SKM) full flavor. Volume penjualan untuk kategori SKM rendah tar nikotin mengalami rebound dan volume sigaret kretek tangan (SKT) mengalami sedikit peningkatan dari tahun ke tahun.
Sementara margin laba bruto perseroan turun dari 19,8 persen menjadi 18,9 persen yang disebabkan oleh beban pokok penjualan yang lebih tinggi dan pergeseran bauran produk secara keseluruhan terhadap merek yang berharga lebih rendah.
Baca Juga: Gudang Garam Raup Untung Rp3,55 T dari Jualan Rokok
Adapun beban usaha sebesar Rp 4,1 triliun relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sementara beban bunga turun 11 persen menjadi Rp 263,1 miliar.
“Secara keseluruhan, perkembangan perseroan menghasilkan kenaikan margin laba dari 7,8 persen menjadi 8,1 persen serta peningkatan laba atau jumlah penghasilan komprehensif yanh sehat,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: