Nilai tukar dolar AS bergerak variatif dengan kecenderungan kontraksi di hadapan mata uang dunia. Tercatat saat ini dolar AS melemah terhadap dolar Australia, poundsterling, dolar New Zealand, dan dolar Kanada.
Pasukan mata uang Asia pun tak mau ketinggalan menekan dolar AS. Mata uang seperti dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, won, dolar Hongkong, dan yuan terpantau mampu melumpuhkan dolar AS hingga tak berkutik di zona merah.
Kontraksi yang diterima dolar AS ini menyusul pernyataan Donald Trump melalui akun Twitter pribadinya. Dalam cuitannya, Trump mengancam bahwa jika ia kembali memenangkan pemilu AS pada 2020 mendatang, China akan lebih merugi akibat perang dagang.
Baca Juga: Trump Ancam Hal Ini ke China, Ngeri Bos!
"Dan kemudian, pikirkan apa yang terjadi pada China ketika saya menang (pemilu). Kesepakatan akan mendapatkan semakin sulit!" tegas Trump dikutip WE Online pada Kamis (05/09/2019).
Sejatinya, rupiah pun sempat bergabung ke dalam pasukan penyerang dolar AS beberapa waktu lalu. Dibuka stagnan pada level Rp14.200 per dolar AS, rupiah sempat unggul hingga 0,04% ke level Rp14.145 per dolar AS. Sayangnya, beberapa saat kemudian, rupiah tumbang.
Baca Juga: Bukan Kaleng-Kaleng! Rupiah Gilas Semua Mata Uang Asia!
Baca Juga: AS-China Cekcok dan Inggris-Eropa Cerai, Ibarat Sebuah Keluarga: Rupiah Korban Broken Home
Hingga pukul 10.27 WIB, rupiah terkoreksi 0,08% ke level Rp14.165 per dolar AS. Bahkan, di hadapan dolar Australia (-0,41%), poundsterling (-0,10%), dan euro (-0,04%), rupiah juga tak mampu melawan.
Sementara itu, di jajaran mata uang Benua Kuning, rupiah resmi menyandang status sebagai mata uang terlemah kedua di Asia setelah unggul tipis 0,14% terhadap yen. Rupiah menjadi tidak bertenaga setelah dibuat keok oleh won (-0,51%), dolar Taiwan (-0,31%), yuan (-0,25%), ringgit (-0,22%), dolar Singapura (-0,14%), dan dolar Jongong (-0,11%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih