Kemajuan sektor pertanian di tanah air menjadi harapan bagi keuangan negara. Hal ini bercermin pada peningkatan ekspor komoditas hasil pertanian selama lima tahun terakhir. Hal ini disampaikan oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ir. Sudirman.
Menurutnya, capaian yang didorong berbagai kebijakan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) Ri ini, menjadi penanda bahwa Indonesia memiliki harapan baru untuk kemajuan sektor pertanian.
"Menurut saya, peningkatan ekspor yang terjadi selama kurun waktu 5 tahun ini adalah hal yang sangat positif dan bagus sekali untuk kemajuan pertanian Indonesia," kata Sudirman.
Baca Juga: Indonesia Masuk 5 Besar Negara Eksportir Pertanian Terbaik di Dunia, Sawit Jadi Penopang Utama!
Selain itu, kata Sudirman, peningkatan investasi juga sangat bagus untuk iklim keuangan negara. Apalagi sektor ini merupakan sektor utama sekaligus barometer majunya sebuah bangsa.
Meski begitu, dia berharap kenaikan yang ada tetap diimbangi dengan kebijakan yang mengarah pada perbaikan sumber daya manusia, utamanya terkait penyerapan tenaga kasar, buruh dan petani.
"Saya kira sangat baik sekali ya jika nilai investasi sektor pertanian naik. Hanya saja memang, kebijakan pada investasi ini mampu menyerap tenaga kerja kasar buruh dan tani," katanya.
Baca Juga: BPS: Komoditas Hasil Pertanian Dorong Surplus Neraca Perdagangan Agustus 2019
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah volume ekspor produk pertanian pada tahun 2013 mencapai 33,5 juta ton. Kemudian pada tahun 2016 mengalami dua kali kenaikan, yakni 36,1 juta ton dan 40,4 juta ton.
Begitu juga tahun 2017, ekspor produk pertanian bertambah lagi jumlahnya menjadi 41,3 juta ton. Di tahun 2018, ekspor produk pertanian mampu mengukuhkan jumlah sebesar 42,5 juta ton. Artinya, selama peridoe 2014-2018, jumlah keseluruhan nilai ekspor produk pertanian Indonesia berhasil mencapai Rp1.957,5 tirliun dengan akumulasi tambahan Rp 352,58 triliun.
Baca Juga: Kementan Minta Petani Olah Lahan dengan Mekanisasi dan Teknologi
Menurut Sudirman, peningkatan tersebut tak lepas dari kebijakan dan program terobosan mekanisasi alsintan sebagai suatu keniscayaan. Kebijakan itu terbukti mampu meningkatkan produksi serta mengefisiensi waktu.
"Memang ada keresahan terkait kepemilikan lahan sempit dengan buruh tani yang banyak. Tapi ini hal yang menjadi tanggung jawab kita bersama, pemerintah, perguruan tinggi, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencari jalan keluarnya. Secara keseluruhan, peningkatan ekspor, peningkatan investasi, penyederhanaan regulasi, dan mekanisasi adalah kebijakan yg sangat baik," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: