Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Khamenei: Eropa dan AS Tak Dapat Dipercaya Lagi

Khamenei: Eropa dan AS Tak Dapat Dipercaya Lagi Kredit Foto: Official Khamenei website via Reuters

"Mereka bertemu dengan saya juga. Saya mengatakan kepada mereka, 'Kunjungan-kunjungan ini saja tidak berguna. Anda harus buktikan kejujuran Anda dalam tindakan'. Mereka tidak menindaklanjutinya dan menyatakan kepatuhan terhadap sanksi sekunder AS yang kejam. Tidak ada harapan di dalamnya," tuturnya.

Komentar itu muncul setelah Washington menerapkan putaran baru sanksi ekonomi terhadap Bank Sentral Iran dan dana kekayaan berdaulat pada 20 September lalu. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin berpendapat bahwa langkah tersebut bertujuan untuk memotong "semua sumber dana ke Iran".

Tindakan itu terkait dengan serangan terhadap fasilitas minyak Saudi Aramco, yang disalahkan oleh AS dan negara-negara besar Eropa kepada Teheran, kendati kelompok Houthi Yaman mengambil tanggung jawab atas insiden itu. Iran pun berulang kali menyangkal keterlibatannya.

Baca Juga: Khamenei Tegaskan Tak Ada Dialog Antara Iran dan AS di Tingkat Apapun

Pada hari Rabu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan dalam pidatonya di Sidang Umum PBB bahwa satu-satunya cara Teheran akan melakukan negosiasi dengan Washington adalah jika ia kembali ke JCPOA dan berhenti menjatuhkan sanksi terhadap negara tersebut.

Pada Mei 2018, Amerika Serikat keluar dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), yang juga dikenal sebagai perjanjian nuklir Iran, dan menerapkan kembali sanksi keras terhadap Iran.

Langkah ini diikuti oleh langkah oleh negara-negara Uni Eropa (UE) untuk mendirikan INSTEX (Instrumen untuk Mendukung Pertukaran Perdagangan) untuk memudahkan perdagangan non-dolar dengan Teheran dalam upaya menyelamatkan JCPOA, dan menyetujui untuk menyumbang USD15 miliar untuk mekanisme dana.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: