Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj menilai kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf sebagai simbol kemenangan nasionalis-santri.
Hal itu disampaikannya disela-sela acara silaturahmi PDI Perjuangan dengan santri yayasan binaannya di Ponpes Luhur Al Tsaqafah, Jakarta, Selasa (8/10/2019) malam.
"Kemenangan pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf itu simbol kemenangan nasionalis-santri," kata Said.
Baca Juga: Tuntutan Publik soal Perppu KPK, Politisi PDIP sebut Jangan Dorong Jokowi jadi Diktator
Baca Juga: Gus Dur Nyantri Ya di Pondok Mbah Kiai Maimun
Menurut Said, Presiden Jokowi merupakan sosok tokoh nasionalis dan juga sekaligus santri. Presiden Jokowi menjalankan rukun Islam dengan baik seperti shalat lima waktu, puasa Senin-Kamis, umrah dan menunaikan haji. Sementara Kiai Ma'ruf menurutnya tokoh berlatar belakang santri yang juga nasionalis.
Dia menekankan dengan bersatunya nasionalis dan santri, maka segala persoalan bangsa akan selesai. Dia mengingatkan bahwa persatuan nasionalis dan santri pada era penjajahan terbukti dapat membawa bangsa ke dalam kemerdekaan.
Lebih jauh Said Aqil menekankan PBNU bersyukur bahwa di bawah pemerintahan Jokowi, Undang-Undang Pesantren sudah disahkan.
Dia juga mengaku tahu betul bahwa PDI Perjuangan termasuk partai yang turut bekerja keras hingga undang-undang itu disahkan. Dengan UU Pesantren itu, kata Said Aqil, kini santri pun naik kelas dan setara dengan mahasiswa dan pelajar.
Selain itu, dia menekankan dengan UU Pesantren maka peningkatan kualitas pesantren akan lebih terjamin. Dia pun berharap akan ada menteri yang nantinya khusus mengurusi pesantren, serta ada alokasi anggaran di APBN untuk pesantren.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang hadir mewakili partainya dalam kegiatan silaturahmi tersebut mengatakan, pada dasarnya nasionalis dan santri seluruh kalangan di tanah air merupakan saudara sebangsa yang tidak bisa dibeda-bedakan.
Hasto mengatakan kekuatan nasionalis dan Nahdilyin merupakan akar kekuatan bangsa. "Kekuatan Indonedia berakar dari kekuatan nasionalis dan Nahdilyin," terang Hasto.
Pada kesempatan tersebut Hasto pun turut membagikan buku tentang Bung Karno dan Islam kepada ribuan santri Ponpes Al Tsaqafah, agar memperkuat pemahaman santri atas kontribusi santri dan nasionalis dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. (Antara)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil