Berbeda, Pengunjuk Rasa Ekuador Tawan dan Tunjukkan Para Polisi
Negara ini sedang dilanda kerusuhan, penjarahan, perusakan dan bentrokan antara demonstran anti-pemerintah dengan petugas polisi yang telah menewaskan lima orang, termasuk seorang pemimpin adat. Kantor Presiden Lenin Moreno membantah angka kematian itu, dengan mengatakan hanya dua orang yang tewas.
Dalam aksi kerusuhan lainnya, para demonstran telah memblokir jalan raya dan sebagian industri minyak negara telah ditangguhkan operasionalnya.
Pada hari Senin, massa masuk ke kantor jenderal pengawas keuangan dan merusak gedung Majelis Nasional atau Parlemen. Beberapa anggota parlemen menggambarkannya sebagai upaya untuk mengambil alih parlemen.
Baca Juga: Situasi di Ekuador Darurat, Unjuk Rasa Berakhir Bentrok di Beberapa Wilayah
Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya penghapusan subsidi bahan bakar, yang merupakan bagian dari kebijakan terkait paket pinjaman USD4,2 miliar Dana Moneter Internasional (IMF).
Kelompok-kelompok pribumi menentang rencana itu, dengan mengatakan kebijakan itu akan memperdalam ketimpangan ekonomi. Namun, IMF mengatakan kebijakan itu akan menghasilkan lapangan kerja.
Presiden Lenin Moreno mengatakan subsidi bahan bakar telah sangat merugikan negara dalam beberapa tahun terakhir dan dia mendorong langkah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.
Langkah dramatis pemerintah Moreno yang ditentang publik adalah mengakhiri subsidi lebih dari dua kali lipat harga diesel dan menaikkan harga bensin dalam tempo semalam.
Masalah ekonomi di Ekuador berasal dari hutang publik yang tinggi yang diwarisi oleh Moreno dari pemerintahan Presiden sayap kiri Rafael Correa yang berkuasa dari 2007 hingga 2017.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: