Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Manfaatkan APEC TiVA, Indonesia Bisa Kurangi Defisit Neraca Perdagangan

Manfaatkan APEC TiVA, Indonesia Bisa Kurangi Defisit Neraca Perdagangan Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (15/2/2019). Badan Pusat Statistik mencatat ekspor pada Januari 2019 turun 3,24 persen (month on month) dengan nilai USS 13,24 miliar. Sementara secara tahunan (year on year), ekspor pada Januari 2019 turun 4,7 persen dibandingkan Januari 2018. | Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia turut berperan aktif dan mengoptimalkan pemanfaatan informasi basis data perdagangan bernilai tambah APEC atau APEC trade in value added (TiVA) database. Hal ini guna meningkatkan partisipasinya dalam rantai nilai global atau global value chains (GVCs).

APEC TiVA database sendiri merupakan satu dari tujuh prioritas kerja peta jalan APEC terkait GVCs (Blueprint 2.0).

Demikian ditegaskan Sekretaris Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Moga Simatupang dalam semiloka bertajuk 'Peningkatan Partisipasi Indonesia dalam Rantai Nilai Global: Memenangkan Kompetisi dalam Era Perdagangan Modern' di Bandung, Jawa Barat, Senin (30/9/2019).

Moga mengungkapkan, Indonesia dipercaya ekonomi anggota APEC sebagai Champion Economy pada salah satu prioritas kerja peta jalan APEC terkait GVC, yaitu dalam APEC TiVA database.

Baca Juga: Mungkinkah APEC Jadi Tempat Pertemuan Putin & Trump?

"Dengan berperan aktif sebagai Champion Economy, Indonesia lebih memiliki peluang dan keleluasaan dalam menentukan arah dan program kerja APEC agar diperoleh manfaat yang optimal, namun tetap sesuai dengan arah kebijakan nasional," ujar Moga.

Sebagai Champion Economy, Indonesia bersama-sama dengan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok akan merumuskan kegiatan peningkatan kapasitas ekonomi APEC selama periode 2020-2025. Hal ini guna mengembangkan kebijakan dan kerja sama yang terarah dalam rantai nilai global di antara anggota ekonomi APEC.

Moga menjelaskan, APEC TiVA database merupakan bank data statistik yang menggambarkan secara detail mengenai arus perdagangan antarnegara. Hal ini tentunya akan mempermudah proses penyusunan kebijakan perdagangan dan strategi bisnis secara lebih cermat dan strategis.

Penyusunan bank data ini telah dimulai sejak 2015 dan Indonesia, melalui Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kemendag, berkontribusi aktif selama pengembangan APEC TiVA database tersebut.

Menurut Moga, penyusunan kebijakan dan strategi bisnis yang akurat merupakan kunci utama memenangkan persaingan global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: