Selanjutnya, ke depan Menkes Terawan berencana mengubah konsentrasi pelayanan di Puskemas yaitu orientasinya bukan lagi ke pelayanan kuratif dan rehabilitatif tapi kembali menjadi preventif dan promotif.
"Kalau kuratif dan rehabilitatif orientasinya pembayaran. Tapi kalau preventif dan promotif orientasinya pencapaian kerja," ucap Menkes Terawan.
Dirinya juga meminta kepada Dirjen Pelayanan Kesehatan untuk membuat software yang bisa membantu program pengentasan stunting di Puskesmas agar dapat bekerja promotif dan preventif. Selain itu, akan ada pula acuan untuk akreditasi Puskesmas dimana bisa terakreditasi kalau mampu melakukan langkah promotif dan preventif terkait stunting.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Sambut Baik Terpilihnya Menkes Terawan
"Di situlah kaitan yang saling ngunci. Tidak boleh loncat di kuratif karena berarti sudah stunting," imbuh Menkes Terawan.
Di sisi lain, BKKBN menyatakan ada hambatan lain terkait menurunkan angka stunting yaitu pegawainya hanya sampai di provinsi dan wilayah Indonesia timur sulit terjangkau. Menkes Terawan mengatakan akan membantu koordinasi agar bisa menjangkau Puskesmas di pedalaman. Dengan begitu, otomatis proram bisa tercapai dan angka stunting menurun.
"Kami menghargai dan akan terus komunikasi kendala apa di BKKBN. Kemenkes akan berjuang memberi solusi dan cara supaya bisa melanjutkan program penurunan angka stunting tanpa melanggar aturan pengganggaran dan kebirokrasian," kata Menkes Terawan.
Dirinya menekankan aturan birokrasi tidak boleh menghambat dalam penyelesaian kasus stunting.
"Birokrasi dan pencapaian program perlu disinkronisasi. Bisa disiati tanpa melanggar (birokrasi) tapi tetap suksesnya program jadi tujuan," pungkas Menkes Terawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: