Hasil Survei Sebut Jika Korut-Jepang Perang, Korsel Pilih Bela Rezim Kim Jong-un, Ini Alasannya
Sebuah survei baru menunjukkan mayoritas warga Korea Selatan (Korsel) memilih membela rezim Kim Jong-un jika Korea Utara (Korut) dan Jepang berperang. Hasil survei ini mengejutkan masyarakat di luar Semenanjung Korea karena selama ini Seoul dan Tokyo menjadi sekutu Amerika Serikat (AS) yang memusuhi Pyongyang.
Jajak pendapat (japat) berjudul "The Situation in Northeast Asia and South Koreans" menemukan bahwa 45,5 persen responden akan mendukung Korut, hanya 15,1 persen yang mendukung Jepang, dan 39,4 menjawab tidak dapat memutuskan.
Survei itu dilakukan oleh sebuah lembaga think tank Korea Institute for National Unification yang disponsori oleh Korsel yang dipimpin oleh peneliti Lee Sang-sin. Japat melibatkan 1.000 peserta dan dilakukan antara 2018 hingga Oktober 2019.
Baca Juga: Abe-Moon Dukung Gelar Negosiasi untuk Selesaikan Konflik Jepang-Korsel
Temuan ini dipresentasikan hari Rabu lalu di Forum Perdamaian ke-11 lembaga tersebut.
Lee mengatakan hasil japat itu tidak begitu mengejutkan bagi mereka yang telah mengikuti geopolitik regional untuk waktu yang lama, terutama pemanasan hubungan antara kedua Korea. Menurutnya, afiliasi politik tidak memengaruhi jawaban responden.
Kedua Korea pernah diduduki oleh Jepang pada paruh pertama abad 20. Setelah akhir Perang Dunia II dan awal Perang Dingin, Semenanjung Korea terpecah menjadi Korsel dan Korut.
Perang Korea 1950-1953 tidak pernah berakhir secara resmi. Namun pada hari Selasa lalu, 71 anggota Majelis Nasional Korsel mengajukan resolusi yang menyerukan untuk mengakhiri permusuhan resmi antara kedua Korea.
Pemimpin Korut Kim Jong-un telah menghadiri tiga pertemuan puncak (KTT) perdamaian dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan telah bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiga kali, termasuk pertemuan bersejarah di perbatasan Korea. Kim juga telah bertemu dengan Presiden China Xi Jinping serta Presiden Rusia Vladimir Putin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto