Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Syahrul Fokus Entaskan Daerah Rawan Pangan

Syahrul Fokus Entaskan Daerah Rawan Pangan Kredit Foto: Kementan

Syahrul mengungkapkan tahapan selanjutnya yang harus dilakukan oleh dinas, yakni menetapkan tujuan yang jelas sehingga sesuai dengan visi dan misi yang akan dituju untuk pembangunan pertanian.

"Saya (Mentan) pegang ending-nya, menyediakan pangan untuk 267 juta orang. Kepala dinas provinsi untuk Sulawesi Selatan pegang ending 9 juta orang lebih. Kalau Gowa karena saya pernah bupati, di sana pegang ending 430 ribu orang. Saya pernah camat pegang 60 ribu orang, saya pernah kepala desa pegang 7 ribu orang. Itu ending kita," jelasnya.

Di hadapan Kadis Ketahanan Pangan 34 provinsi, Syahrul mengatakan bahwa perlu ada kepercayaan dan loyalitas yang harus ditanamkan pada diri masing-masing sehingga para gubernur bisa percaya pada apa yang sedang dikerjakan para Kadisnya.

"Kalian tidak hanya dipercayai oleh gubernur, tapi harus juga bisa dipercaya oleh Tuhan dan kalian harus loyal juga kepada rakyat," ungkapnya.

Tahapan lain yang juga harus dilakukan dalam menyelesaikan masalah pangan, menurutnya, adalah pengelolaan bujet secara efektif dan efesien. Dengan begitu, dana yang sudah dikeluarkan sesuai dengan hasil yang didapat atau bahkan dapat lebih dimaksimalkan.

"Sudah berapa banyak uang untuk sektor pertanian yang dikeluarkan oleh bupati? Berapa dana yang gubernur keluarkan untuk pertanian? Berapa dana yang kementerian juga keluarkan untuk pertanian? Atau berapa dana yang koperasi sudah salurkan untuk pertanian? Dan berapa hasilnya?" imbuh Syahrul.

Selain itu, Syahrul juga menekankan bahwa sinergitas pertanian dengan berbagai pihak sangat penting dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan rawan pangan.

"Tidak ada yang bisa jalan sendiri. Sinergitas itu penting, oleh karena itu teman-teman dari dinas, perbaiki arah dan program kegiatan kalian. Perlihatkan saya 100 hari dari sekarang apa yang kalian lakukan. Jadi, konsepsinya harus benar, dan menggunakan kontruksi berpikir harus benar dengan kebijakan-kebijakan yang ada," tutur Syahrul.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: