Perusahaan listrik pelat merah, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN terus menggenjot pembangunan pembangkit menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT).
Sebagai bukti komitmen terhadap energi ramah lingkungan, PLN mengklaim terhitung hingga Oktober 2019 telah membangun pembangkit EBT dengan total kapasitas 7.435 Mega Watt (MW). Jumlah tersebut sebesar 12,1% dari total bauran seluruh energi pembangkit.
"Kami berkomitmen memenuhi target bauran EBT sebesar 23% di 2025, hingga Oktober 2019 kami telah membangun sekitar 7 ribu MW pembangkit EBT atau sekitar 12% lebih dari total bauran energi pembangkit. Ini bukti komitmen kami menggunakan energi ramah lingkungan," jelas Vice President Public Relations PLN Dwi Suryo Abdullah di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Baca Juga: PLN Gandeng Kementerian ATR/BPN buat Selesaikan Masalah. . .
Adapun jumlah 12,1% bauran EBT, terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebesar 4.711 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 1.979 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 58 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 131 MW, Pembangkit Listik Tenaga Mini Hidro (PLTM) 385 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Bio mass dan Sampah (PLT Bio/Sa) 171 MW.
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028, direncanakan bauran energi pada 2025 akan menjadi 54,6% batu bara, 22% gas alam (termasuk LNG), 23% EBT, dan 0,4% BBM sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan EBT dan gas, serta mengurangi pemakaian BBM.
Dalam usaha mencapai target bauran energi EBT 23%, diperlukan penambahan kapasitas EBT sebesar 16,7 GW yang pengembangannya tersebar di seluruh Indonesia, seperti tertuang dalam RUPTL 2019-2028.
Di tahun ini diperkirakan terdapat tambahan pembangkit EBT sebesar 481 MW yang berasal dari 27 proyek tersebar dari Sumatera sampai Papua. Capaian ini merupakan yang tertinggi dibandingkan pencapaian lima tahun terakhir.
Baca Juga: Regulasi Perbaikan Kebijakan EBT Segera Dibentuk
Hingga November 2019, terdapat sekitar 156 proyek EBT yang sudah dilakukan penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan total kapasitas mencapai 3.259 MW yang didominasi oleh pembangkit hidro dan panas bumi.
PLN juga sedang melakukan proses pengadaan pembangkit EBT lainnya, seperti PLTS Bali Barat (25 MW), PLTS Bali Timur (25 MW), dan PLTS Cirata (145 MW).
Selain itu, untuk mendukung program pemerintah dalam upaya mengurangi sampah, telah ditandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) PLTSa Jatibarang di Semarang dan PLTSa Sunter di Jakarta Utara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti