Indonesia siap menjadi negara tujuan investasi dunia. Kesiapan ini didukung dengan memiliki pasar yang besar, Indonesia merupakan pusat produksi dan juga tujuan investasi berbagai negara di dunia.
Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Arlinda saat menjadi salah satu narasumber dalam acara The 7th US-Indonesia Investment Summit 2019 di Jakarta, Kamis (21/11).
Baca Juga: Kemendag Mau Libas Negara Penghambat Hambat Ekspor Besi dan Baja RI, Caranya...
"Dengan aliran investasi dan kondisi politik yang stabil, tahun ini ekonomi Indonesia terus meningkat dan diperkirakan akan lebih meningkat di tahun 2020," ujar Arlinda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Di bidang kemudahan dalam berusaha (ease of doing business), Indonesia menempati peringkat 128 pada tahun 2013 dan melesat ke peringkat 73 di tahun 2019. Dalam waktu enam tahun tersebut, pemerintah Indonesia menyederhanakan dan memperbaiki semua peraturan yang terkait dengan kegiatan ekonomi.
Perdagangan dan investasi Indonesia akan didorong melalui Lima Prioritas Presiden RI Joko Widodo, yaitu pengembangan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, menyederhanakan peraturan, menyederhanakan birokrasi, dan transformasi ekonomi.
Arlinda juga menyampaikan arah kebijakan ekonomi Indonesia, khususnya kebijakan perdagangan. Pertama, meningkatkan ekspor dan investasi untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Dari lima prioritas presiden, reformasi peraturan dan birokrasi adalah agenda utama untuk membentuk lingkungan yang ramah bisnis.
Kedua, segera menyelesaikan negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung. Saat ini, Indonesia sudah memiliki perjanjian perdagangan dengan beberapa negara, yaitu negara-negara anggota ASEAN, Australia, Selandia Baru, Tiongkok, India, Korea, Jepang, Chile, Islandia, Liechtenstein, Norwegia, Swiss, Mozambik, dan Palestina.
Ketiga, menjalin perjanjian dan meningkatkan hubungan dagang dengan pasar nontradisional, di antaranya Kolombia, Peru, Nigeria, Uni Pabean Afrika Selatan, Kenya, Djibouti, Sri Lanka, Uni Ekonomi Eurasia, dan negara-negara Mercosur.
"Kami harap para pelaku usaha dapat memanfaatkan kondisi ekonomi Indonesia yang sedang berkembang ini sehingga dapat mendorong perdagangan internasional dan peningkatan investasi di Indonesia," pungkas Arlinda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum