PT Ifishdeco Tbk perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan bijih nikel (nickel ore) mencatatkan sahamnya di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia dengan kode Saham "IFSH".
Jumlah saham yang dilepas dalam Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) sebanyak 425 juta saham baru, atau setara dengan 20% modal disetor dan ditempatkan Perseroan, dengan harga Rp440 per lembar saham.
“Hal ini merupakan key milestone dalam perjalanan Ifishdeco untuk melangkah sebagai perusahaan publik yang accountable, transparan dan bertanggungjawab kepada seluruh investor, masyarakat dan seluruh stakeholders dalam menjalankan bisnis kedepan”, ujar Oei Harry Fong Jaya, selaku Presiden Direktur.
Baca Juga: Tinggal Sebulan, Bursa Klaim Masih Ada 16 Perusahaan yang Bakal IPO
Dari aksi tersebut, perseroan pin mengantongi dana segar mencapai Rp185 miliar. “Kami yakin, dana yang dihimpun dari masyarakat melalui proses IPO ini akan mendorong pertumbuhan dan pengembangan bisnis Ifishdeco dan Perusahaan Anak sehingga semakin baik dimasa yang akan datang," tambahnya.
Lanjut Oei Haryy Fong Jaya mengungkapkan bila penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi efek, sebagian besar akan digunakan Perusahaan Anak yaitu PT Bintang Smelter Indonesia (PT BSI) untuk down payment pembelian mesin RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) guna mengembangkan kapasitas produksi mesin pengolahan dan pemurnian bijih nikel untuk menghasilkan produk feronikel (FeNi).
Baca Juga: Satu Lagi Perusahaan Batubara Mejeng di Bursa
Langkah perseroan untuk masuk Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan bagian strategis Perseroan dan Perusahaan Anak (BSI) dalam meningkatkan kapasitas pabrik dan tata kelola Perseroan yang lebih baik.
Bisnis tambang bijih nikel diyakini masih dapat bertumbuh seiring dengan membaiknya harga nikel berdasarkan London Metal Exchange dalam beberapa bulan terakhir.
"Dukungan pemerintah juga cukup bagus dalam menstimulus perusahaan-perusahaan dalam negeri untuk membangun dan mengembangkan smelter agar meningkatkan nilai jual produk olahan nikel," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri