Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Good Job Trump, Good Job!

Good Job Trump, Good Job! Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Donald Trump menjadi salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam drama perang dagang AS-China. Setiap gerak-gerik dan ucapan Trump dapat berdampak signifikan, bukan hanya terhadap hubungan dagang AS-China, melainkan perekonomian global.

Begitulah yang terjadi baru-baru ini. Reuters mewartakan, Trump menyebut negosiasi antara AS dan China sudah berada di jalur yang tepat dan semakin dekat dengan kesepakatan dagang tahap I. Selain itu, Trump mengatakan bahwa sesuatu mungkin saja terjadi berkenaan dengan kebijakan tarif impor yang dikenakan AS terhadap produk-produk China.

Baca Juga: Terbuai Bujuk Rayu Trump, Rupiah Sapu Bersih Mata Uang Dunia, Cihuy!

Pernyataan Trump tersebut nampaknya ditangkap sebagai suatu indikasi positif oleh pelaku pasar, yakni kemungkinan bahwa Trump akan luluh dan mengabulkan permintaan China untuk menghapus tarif tambahan sebagai syarat penting dalam mencapai kesepakatan dagang.

Respons positif pelaku pasar atas pernyataan Trump tercermin melalui apresiasi yang diterima oleh aset-aset investasi dari negara berkembang, terutama di Asia. Pada penghujung pekan ini, mayoritas bursa saham Asia menguat, seperti Nikkei (0,26%), Hang Seng (0,55%), dan Strait Times (0,05%).

Baca Juga: Trump Bicara Soal Deal Dagang dengan China, Taktik Licik yang Bikin Kecewa Berat!

Baca Juga: Garuda Gak Kapok-Kapok? Sekarang Viral Bawa Mobil Ferrari

Sebagaimana diketahui, tarif impor telah menjadi senjata baik bagi AS maupun China untuk saling melawan satu sama lain. Kenaikan tarif impor jugalah yang menjadi awal mula tercetusnya perang dagang kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. 

Beberapa waktu lalu, China tegas mengatakan bahwa tak akan ada kesepakatan dagang, kecuali Trump mau menghapus tarif impor yang dibebankan kepada produk-produk China. Tuntutan tersebut semakin digaungkan China setelah dibuat kesal oleh pengesahan UU Hong Kong yang dilakukan parlemen AS bersama dengan Donald Trump.

"Beberapa sumber dengan pengetahuan langsung tentang pembicaraan perdagangan mengatakan kepada Global Times pada hari Sabtu bahwa AS harus menghapus tarif yang ada, bukan tarif yang direncanakan, sebagai bagian dari kesepakatan," tulis Reuters mengutip dari surat kabar Global Times China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: