Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Myanmar Diadili Pengadilan Internasional, Suu Kyi Siap Pasang Badan

Myanmar Diadili Pengadilan Internasional, Suu Kyi Siap Pasang Badan Kredit Foto: The Straits Time/EPA

Gambia yang mayoritas Muslim, bertindak atas nama Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara. Negara di Afrika Barat itu akan berbicara di ICJ pada Selasa (10/12/2019), ketika akan meminta pengadilan untuk langkah-langkah darurat guna menghentikan tindakan genodisa yang sedang berlangsung di Myanmar.

"Tindakan genosida yang dilakukan selama operasi ini dimaksudkan untuk menghancurkan Rohingya sebagai sebuah kelompok, secara keseluruhan atau sebagian, dengan menggunakan pembunuhan massal, pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya," kata Gambia dalam pendapatnya di pengadilan seperti dikutip dari AFP.

Sementara itu kantor Suu Kyi mengatakan ia akan membela kepentingan nasional Myanmar karena ia menjadi salah satu pemimpin pertama yang memimpin pertahanan negara mereka di pengadilan.

Baca Juga: Akan Hadapi Persidangan, Aktivis HAM Ajak Dunia Boikot Myanmar

Ia dijadwalkan akan berbicara di ICJ pada Rabu esok. Diperkirakan, Suu Kyi akan menyatakan bahwa ICJ tidak memiliki yurisdiksi dan Myanmar hanya menargetkan militan Rohingya dalam operasi militernya.

Dalam sejarahnya, adalah fakta bahwa genosida sulit dibuktikan dalam hukum. Hakim ICJ sendiri sejauh ini hanya satu kali memutuskan kasus genosida yaitu dalam pembantaian Srebrenica 1995 di Bosnia.

Myanmar sendiri menghadapi sejumlah tantangan hukum terkait atas nasib Rohingya, termasuk penyelidikan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dan gugatannya diajukan oleh Argentina.

Reputasi internasional Suu Kyi telah ternoda oleh aksi bisunya atas keadaan buruk Rohingya, dan pembelaannya terhadap para jenderal yang sama yang pernah membuatnya menjadi tahanan rumah. Ini membuat sejumlah pihak menuntut agar Hadiah Nobel Perdamaian yang diterimanya ditarik, sementara Kanada mencabut kewarganegaraan kehormatannya.

"Suu Kyi hal terbaik yang bisa dilakukan untuk mengembalikan citranya di mata dunia adalah dengan mengatakan bahwa orang-orang Rohingya telah dianiaya," kata Abdul Malik Mujahid, seorang imam yang memimpin Satuan Tugas Myanmar yang bermarkas di AS.

"Tanpa itu pembelaannya akan menggelikan," tukasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: