Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendikbud Hapus UN, Respons Guru-guru Terbelah

Mendikbud Hapus UN, Respons Guru-guru Terbelah Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Selain dinilai salah sasaran, UN juga dipandang sebagai mekanisme yang sangat membebani siswa dan anggaran. Tahun 2019 ini saja, pelaksanaan ujian nasional menyedot anggaran hingga Rp210 miliar. Sementara menurut pengamat pendidikan, Budi Trikorayanto pelaksanaan UN selama ini tidak berguna.

"Padahal UN saat ini tidak berguna, pemborosan juga. Untuk penerimaan di PT (Perguruan Tinggi) tidak dipakai (SNMPTN pakai rapor, SBMPTN pakai tes sendiri) yang dilihat SKHUN (Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional)," sambungnya.

Apresiasi atas penghapusan UN ini juga disampaikan Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang dalam rilisnya menyatakan Ujian Nasional (UN) tepat dihapuskan.

Mereka mengatakan mekanisme UN selama ini menghambat anak-anak di Indonesia mengembangkan kemampuan daya nalar mereka dan juga tidak mendorong anak didik mengembangkan minat dan bakatnya. Sebaliknya orientasi belajar mereka hanya pada kelulusan.

Baca Juga: 2 Tahun Lagi Ujian Dihapus, Tapi Diganti dengan. . .

"Tetapi yang mereka lakukan adalah melakukan segala macam cara untuk mendapatkan nilai tinggi di ujian nasional. Sehingga UN turut berpartisipasi terhadap semakin menurunnya kemampuan anak-anak. Jadi UN tidak membuat pendidikan kita lebih baik, karena orang-orang pada belajar hanya untuk bagaimana lulus ujian," kata Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu sejumlah pelajar menyambut gembira dihapuskannya Ujian Nasional. "Wah seneng banget, soalnya UN itu kalau untuk SMA sebenarnya kan enggak berpengaruh banget buat ke universitas."

"Tapi biasanya tetap dijadikan tolok ukur orang pinter apa enggak, saya enggak terlalu setuju dengan itu, soalnya minat orang kan beda-beda harusnya tidak disamaratakan," kata Prameswari, 15 tahun, siswi kelas 11 SMA 3 Jakarta.

"Harusnya emang dihapus aja, biar enggak terlalu banyak ujian, soalnya di kelas 12 kita di-push macam-macam ujian, sebelum UTBK, ada ujian praktik, UAS, belum lagi ntar ujian cari sekolah lagi. Pusing dan stres banget," kata Aulia Damayanti, 16 tahun, siswi SMA di Jakarta lainnya.

Dengan dihapuskannya ujian nasional, sistem pendidikan di Indonesia mengikuti sejumlah negara lain yang juga telah meniadakan ujian akhir seperti Singapura, Jepang, Jerman, Finlandia, dan juga Australia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: