Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh! Pemakzulan Trump Bikin Gaduh, Rupiah Lumpuh!

Duh! Pemakzulan Trump Bikin Gaduh, Rupiah Lumpuh! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Proses pemakzulan Presiden AS, Donald Trump, kian menyita perhatian global. Bak bertambah gaduh, kini hampir separuh warga Amerika turut menyuarakan pendapatnya bahwa Trump harus lengser dari jabatannya saat ini.

Berdasarkan jajak pendapat yang digelar oleh Reuters, 42% responden meminta Trump dijatuhi sanksi utama dan dilengserkan dari jabatannya, 29% meminta tuduhan pemakzulan dihentikan, 17% meminta Trump diberi teguran resmi dengan kecaman kongres, dan sisanya memilih untuk tidak berpendapat.

Baca Juga: Hampir Separuh Orang Amerika Bilang Trump Harus Digulingkan, Nasib Trump Ada di Tangan. . . .

Bak serupa dengan nasib Trump yang berada di ujung tanduk, nilai tukar rupiah saat ini pun masih tak mampu berbuat banyak. Meski menguat 0,04% ke level Rp13.975 per dolar AS pada pembukaan pasar spot Jumat (20/12/2019), tak lama kemudian rupiah dibuat lumpuh oleh dolar AS dan mata uang dunia lainnya.

Baca Juga: Trump Dimakzulkan DPR AS: Dolar AS Gak Bisa Semena-Mena, Rupiah Merana!

Terhitung hingga pukul 10.18 WIB, rupiah terdepresiasi -0,06% ke level Rp13.994 per dolar AS. Bahkan, beberapa menit lalu, US$1 dibanderol dengan harga yang lebih tinggi, yakni hingga Rp13.996. Rupiah tak hanya tertekan oleh dolar AS, tetapi juga oleh dolar Australia (-0,16%), euro (-0,02%), dan poundsterling (-0,22%).

Sementara itu, di jajaran Asia, rupiah menjelma sebagai mata uang terlemah keempat setelah baht (0,11%), dolar Singapura (0,07%), dan dolar Taiwan (0,06%). Saat ini, rupiah tertekan oleh yen (-0,08%) dan yuan (-0,05%). Adapun di hadapan dolar Hong Kong, won, dan ringgit, rupiah tidak menguat juga tidak melemah (stagnan).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: