Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Dengan adanya pembangunan megaproyek 35.000 MW (MegaWatt) dari pemerintah, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) hingga Desember 2019 telah memiliki kapasitas listrik sebesar 61.000 MW lebih di seluruh Indonesia.
Sripeni Inten Cahyani selaku Direktur Utama PLN mengatakan, hal tersebut menjadikan salah satu faktor utama kesiapan Perseroan yang dipimpinnya dalam mendukung industri terutama industri besar seperti smelter.
Baca Juga: PLN Peroleh Dana Rp7,9 T dari Sindikasi Perbankan Nasional
"PLN siap mendukung penuh perkembangan industri smelter di dalam negeri. Kami berkomitmen untuk hadir membantu industri ketika dibutuhkan," papar Inten dalam Rapat Koordinasi Kesiapan PLN Melistriki Industri Smelter yang digelar oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (DJK) Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) di Kantor DJK KESDM, Jakarta (20/12).
Acara rapat koordinasi ini dihadiri juga oleh 49 perusahaan smelter se-Indonesia. PLN hadir untuk berkoordinasi langsung dengan para industri smelter, memastikan ketersediaan pasokan tenaga listrik untuk smelter, dan memperhatikan keseimbangan antara pasokan tenaga listrik dan kebutuhan smelter.
Kondisi sistem kelistrikan di Indonesia saat ini dalam kondisi surplus sehingga dapat mendukung industri smelter. Di samping itu, hingga tahun 2028 PLN akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 56.397 MW (termasuk program 35.000 MW) dan menambah jaringan transmisi sepanjang 57.293 kms (kilometersirkit).
Selain berkontribusi mendukung peningkatan perekonomian dan membuka lapangan pekerjaan, industri smelter juga berperan penting dalam meningkatkan konsumsi listrik per kapita.
Dengan mempercayakan kebutuhan listrik industri smelter kepada PLN, perusahaan smelter akan mendapatkan jaminan keandalan energi listrik sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki. Keandalan tersebut dapat dipasok melalui 1 atau 2 transmisi line, bahkan bila diperlukan terdapat pembangkit di dekat lokasi pelanggan seperti di wilayah Sulawesi Tenggara, tempat industri smelter berkembang dengan cepat sehingga PLN membangun tol listrik yang rampung pada Oktober 2019.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral KESDM, Yunus Saefulhak, dalam acara yang sama menjelaskan bahwa saat ini industri besar dipermudah dengan sistem perizinan online dan diharapkan produk industri khususnya smelter dapat terus bertumbuh.
"Dalam menghadapi era industri 4.0, semua perizinan sekarang online. Ini tentu akan memudahkan semua pihak. Di samping itu, dengan kesiapan listrik PLN melalui 35 ribu MW, para pemilik smelter harus manfaatkan sebaik mungkin karena kami prioritaskan listrik dari PLN," pungkas Yunus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum