Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kiprah Soleimani Tamat, So Pasti Rupiah Tak Selamat!

Kiprah Soleimani Tamat, So Pasti Rupiah Tak Selamat! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Serangan AS terhadap Iran mampu menumbangkan Komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Kematian tokoh yang diklaim AS sebagai teroris nomor satu di dunia itu lantas mengundang amarah Iran dan berpotensi berujung pada perang Timur Tengah.

Alhasil, ketegangan tersebut tidak hanya berdampak pada hubungan antara AS dan Iran, tetapi juga bagi aktivitas perekonomian global. Misalnya saja, perdagangan spot pada awal pekan ini, Senin (6/01/2020) ikut terkena imbasnya.

Baca Juga: AS Tewaskan Teroris Nomor 1 Dunia, Trump Teriak: Harusnya Sejak Dulu Bunuh Soleimani

Bak bermain hati-hati, pelaku pasar lebih memilih untuk berlindung di bawah naungan dolar AS sehingga mata aset-aset berisiko dari negara berkembang lainnya pun tak lepas dari tekanan jual, termasuk rupiah. Kala pembukaan pasar, rupiah stagnan di level Rp13.930 per dolar AS. Namun, tak berapa lama kemudian rupiah langsung terjerembab ke zona merah.

Baca Juga: Wadidaw! Rupiah Kena Prank, Tega Betul Sih Dolar AS!

Hingga pukul 10.12 WIB, rupiah terkontraksi -0,24% ke level Rp13.964 per dolar AS. Langkah rupiah semakin berat karena turut tertekan di hadapan mata uang dunia lainnya, seperti dolar Australia (-0,13%), euro (-0,31%), dan poundsterling (-0,36%).

Tak cukup sampai di sana, rupiah juga meregang nyawa untuk di tingkat Asia. Mata uang Garuda itu kini menjadi mata uang terlemah ketiga di Asia setelah unggul tipis atas won (0,08%) dan ringgit (0,03%).

Adapun di hadapan mata uang Benua Kuning lainnya, rupiah tak berdaya, yakni terhadap yen (-0,29%) yuan (-0,25%), dolar Hong Kong (-0,22%), dolar Singapura (-0,15%), dan baht (-0,11%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: