Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi defisit anggaran APBN sampai akhir 2019 mencapai 2,2% terhadap produk domestik bruto (PDB) atau lebih tinggi dibandingkan catatan serupa pada 2018 sebesar 1,76%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa realisasi defisit anggaran 2019 juga jauh lebih besar dari target yang ditetapkan sebesar 1,8%.
Baca Juga: Legislator Gerindra Minta Defisit APBN Jangan Lebihi Target
"Defisit APBN mengalami kenaikan ke 2,2% dari PDB. Meskipun melebar, tetap terarah, terkendali, dan secara keseleruhan kinerja APBN tetap bisa menjaga perekonomian cukup baik di tengah tekanan yang cukup tinggi di 2019," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers laporan APBN Tahun 2019 di Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Sri Mulyani mengatakan, realisasi defisit anggaran itu dari pendapatan negara sebesar Rp1.957,2 atau 90,4% dari target dan belanja negara yang telah mencapai Rp2.310,2 triliun atau 93,9% dari target sebesar Rp2.461,1 triliun.
Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu melihat posisi Indoensia masih lebih baik dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya yang juga mengalami defisit anggaran. Di antaranya India dengan defisit sebesar -7,5%, Brazil defisit 7,5%, Malasyia defisit 3%, dan RRC defisit 6,1%.
"Defisitnya (Indonesia) melebar dari yang kita rencanakan. Namun, itu jauh lebih baik dari negara-negara emerging country lain dengan pertumbuhan stabil di angka 5%," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum