Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Timbulkan Kontroversi, Ilmuwan Berupaya Pecahkan Misteri Bola dalam Lukisan da Vinci

Timbulkan Kontroversi, Ilmuwan Berupaya Pecahkan Misteri Bola dalam Lukisan da Vinci Kredit Foto: Biography.com

Pada 1660, John State mengembalikan karya seni itu kepada Charles II, putra Charles I yang merebut kembali tahta pada tahun yang sama. Jejak lukisan itu kemudian menjadi dingin hingga 1900. Saat itu, ukisan itu dijual kembali bukan sebagai lukisan karya da Vinci asli, tetapi sebagai karya salah satu siswa master.

Itu tidak bertahan sampai 2011, setelah kurator profesional "menguasai" lukisan tersebut dan memperbaiki kesalahan yang sudah terjadi selama bertahun-tahun. Ahli seni menilai kembali ‘Salvator Mundi’ dan menyadari bahwa itu kemungkinan dilukis oleh da Vinci sendiri. Pada 2017, seorang pangeran Saudi membeli lukisan itu dilelang dengan harga 450 juta dolar AS.

Baca Juga: Lewat Kuburan Kuno, Arkeolog Ungkap Kebiasaan Penguburan Orang Inggris Sebelum Invasi Romawi

Pesan tersirat dalam lukisan itu masih menjadi misteri yang terus-menerus. Bola yang dipegang oleh Yesus berisi beberapa kilau bercak yang terlihat seperti inklusi di dalam bola atau kristal padat. Tapi bola padat akan memperbesar dan membalikkan gambar apapun di belakangnya karena pembiasan cahaya, tapi tidak terjadi pada bola di lukisan itu. Jubah Yesus Kristus tampak tidak terdistorsi di belakang kaca.

Da Vinci adalah seorang mahasiswa optik yang sangat bersemangat dan mungkin tidak akan sembarangan atau sengaja melakukan kesalahan atas karyanya itu. Sejarawan seni juga banyak berdebat selama puluhan tahun tentang apa makna dari bola itu, dan apakah da Vinci sengaja melukisnya secara tidak akurat.

Kontroversi dalam Cahaya

Dalam penelitian yang sedang ditinjau ini, peneliti menggunakan metode yang disebut rendering berbasis fisik untuk menjawab perdebatan berkepanjangan ini. Profesor ilmuwan komputer UC Irvine Michael Goodrich, Shuang Zhao dan salah seorang mahasiswa doktoral, Marco (Zhanhang) Liang, menggunakan metode ini untuk mensimulasikan cahaya dalam adegan yang digambarkan pada lukisan itu.

Mereka menemukan kombinasi cahaya lingkungan redup, sumber cahaya yang kuat dari atas, dan bola kaca berlubang itu bisa menciptakan kembali pemandangan di ‘Salvator Mundi’.

“Kaca itu diperkirakan memiliki dinding setebal 1,3 milimeter tanpa membuat pembiasan apapun yang mengganggu garis jubah Kristus di belakangnya,” kata para peneliti dalam makalah mereka yang diposting di arXiv.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: