Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Miris! Kekayaan 22 Miliarder di Dunia Lebih Besar Dibanding Kekayaan Perempuan Afrika

Miris! Kekayaan 22 Miliarder di Dunia Lebih Besar Dibanding Kekayaan Perempuan Afrika Sebuah keluarga kecil di negara termiskin di dunia, Liberia | Kredit Foto: Quartz Africa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Time to Care merupakan program yang dibuat oleh laman Oxfam.org, sebuah organisasi nirlaba Inggris. Organisasi tersebut menuliskan sebuah laporan mengenai kesenjangan kekayaan yang dimiliki miliarder dunia yang bahkan lebih besar dibandingkan dengan kekayaan oleh hampir seluruh perempuan di Afrika.

Kondisi tersebut jelas membuat miris bagi siapapun yang mengetahuinya.

"Kekayaan ekstrem saat ini juga terbangun atas dasar seksisme. Sistem ekonomi kita dibangun oleh laki-laki kaya dan berkuasa, yang terus membuat aturan untuk menuai keuntungan besar," tulis Oxfam dalam laporannya, Senin (20/1/2020).

Laporan tersebut menyebut bahwa 2.153 miliarder di dunia memiliki kekayaan yang bahkan lebih besar dari harta 4,6 miliar penduduk dunia. Angka tersebut merupakan 60 persen dari populasi bumi!

Hal yang bikin miris lagi adalah 1 persen penduduk yang notabenenya paling kaya di dunia bahkan hanya membayarkan pajak kekayaan mereka hanya sebesar 0,5 persen. Jika dihitung-hitung, dalam 10 tahun, nilai kekayaan itu setara dengan investasi yang dibutuhkan untuk masa depan. Misalnya seperti menciptakan 117 juta pekerjaan, perawatan lansia, anak-anak, pendidikan dan kesehatan.

Selain itu, laporan tersebut juga mengungkapkan kegagalan pemerintahan dunia dalam mengumpulkan potensi perpajakan melalui perusahaan konglomerasi dunia. Padahal dengan hal itu, pemerintah bias meningkatkan potensi lapangan pekerjaan untuk perempuan serta mengurangi angka kemiskinan.

Lewat hal itu juga diharapkan kesenjangan antara di kaya dan si miskin juga berkurang dan tak terpaut jauh. Namun, mirisnya lagi pemerintah dunia juga kekurangan dana dalam pelayanan public dan infrastruktur penting dalam mengurangi beban kerja perempuan.

Seperti untuk investasi dalam air dan sanitasi, pengasuhan anak, kebutuhan listrik, perawatan kesehatan. Juga menyediakan akses ke sumber air guna menyelamatkan perempuan di bagian-bagian Zimbabwe hingga empat jam kerja sehari, atau dua bulan setahun.

"Pemerintah harus memprioritaskan perawatan sama pentingnya dengan semua sektor lain untuk membangun lebih banyak ekonomi manusia yang bekerja untuk semua orang, bukan hanya sedikit yang beruntung," kata CEO Oxfam India Amitabh Behar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: