Jenis baru dari coronavirus atau virus korona yang berasal dari kota Wuhan telah menyebabkan sembilan warga China meninggal. Otoritas kesehatan nasional setempat mengatakan virus ini bisa bermutasi.
Wakil Ketua Komisi Kesehatan Nasional China, Li Bin, pada Rabu (22/1/2020), mengatakan potensi mutasi virus ini meningkatkan risiko lebih banyak orang yang terinfeksi.
“Baru-baru ini, jumlah kasus yang dikonfirmasi dari virus telah meningkat secara signifikan, tetapi ini tidak diragukan lagi karena fakta bahwa kita menjadi semakin sadar akan virus tersebut, dan telah meningkatkan metode penyaringan dan pasokan reagen diagnostik di seluruh negeri," kata Li saat konferensi pers.
Baca Juga: Virus Korona Menyebar, Saham Asia Pasifik Anjlok
Li memberi tahu wartawan bahwa jumlah kasus yang dikonfirmasi dari jenis baru coronavirus di China telah mencapai 440. Sembilan orang, kata dia, telah meninggal akibat virus yang secara resmi belum diberi nama tersebut.
“Spesialis telah menemukan bahwa kasus virus kebanyakan di Wuhan. Kasus penularan dari manusia ke manusia telah terdeteksi, demikian pula dengan infeksi petugas medis," kata Li, seperti dikutip Sputniknews.
Kasus pneumonia yang disebabkan oleh coronavirus ini telah dilaporkan muncul di Thailand, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat. Mereka yang terjangkit memiliki riwayat telah melakukan perjalanan dari Wuhan.
Negara-negara di seluruh dunia telah meningkatkan prosedur penyaringan atau skrining di bandara internasional dalam persiapan menghadapi kedatangan wisatawan China selama liburan Tahun Baru Imlek.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dijadwalkan mengelar pertemuan darurat pada hari ini untuk membahas wabah jenis baru coronavirus yang sedang berlangsung. Rapat WHO ini untuk memutuskan deklarasi darurat global atau tidak atas menyebarnya virus mirip SARS asal Wuhan tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Shelma Rachmahyanti
Tag Terkait: