Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Virus Corona Tembus Beijing, Kecemasan Warga Dunia Meningkat

Virus Corona Tembus Beijing, Kecemasan Warga Dunia Meningkat Wisatawan menggunakan masker saat mengunjungi Lapangan Tiananmen di Beijing, China, Rabu (22/1/2020). | Kredit Foto: Antara/Via Reuters/Jason Lee
Warta Ekonomi, Beijing -

Beijing, Ibu Kota China, mengonfirmasi kematian pertama akibat virus Corona jenis baru; 2019-nCoV. Informasi ini memicu kecamasan masyarakat internasional di mana sejumlah negara berupaya mengevakuasi warganya dari pusat epidemi.

Komisi kesehatan di Beijing mengatakan seorang pria berusia 50 tahun yang mengunjungi Wuhan meninggal karena gagal pernapasan pada hari Senin, kurang dari tiga minggu setelah mengunjungi kota itu.

Baca Juga: Kasus Pertama Terkonfirmasi, Jerman Waspadai Virus Corona

Kematian di Beijing meningkatkan jumlah kematian akibat virus baru itu menjadi 82 orang di China, dengan lebih dari 2.700 orang terinfeksi di negeri tersebut.

Kasus serupa telah diidentifikasi di lebih dari selusin negara lain, termasuk pasien pertama yang dikonfirmasi di Kanada dan Sri Lanka.

Pemerintah Amerika Serikat mendesak warganya untuk mempertimbangkan kembali semua perjalanan ke China dan meminta untuk tidak pergi ke provinsi Hubei, pusat wabah virus mirip SARS tersebut. Mongolia telah menutup perbatasannya dari China.

Dalam tanda kekhawatiran yang meningkat, Perdana Menteri China Li Keqiang mengunjungi "ground zero" untuk mengawasi upaya karantina di Wuhan, sebuah kota dengan 11 juta orang di mana penyakit ini pertama kali muncul akhir Desember 2019.

Pemerintah China telah menutup Wuhan dan kota-kota lain di provinsi Hubei. Langkah itu secara efektif menjebak puluhan juta orang, termasuk ribuan orang asing, dalam upaya untuk menahan penyebaran virus itu ketika liburan Tahun Baru Imlek dimulai.

China memutuskan untuk memperpanjang liburan publik, yang awalnya akan berakhir pada 30 Januari 2020. Perpanjangan libur selama tiga hari itu untuk membatasi arus populasi dan mengendalikan epidemi. 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan AS telah menawarkan bantuan yang diperlukan kepada China untuk memerangi virus.

Di Wuhan, jurnalis AFP melihat pekerja konstruksi bekerja di salah satu dari dua rumah sakit lapangan yang China targetkan selesai minggu depan untuk meringankan fasilitas medis yang penuh sesak akibat dibanjiri orang-orang yang menunggu perhatian medis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: