Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bagian Pengendalian Banjir, Jokowi Resmikan Terowongan Sungai Nanjung

Bagian Pengendalian Banjir, Jokowi Resmikan Terowongan Sungai Nanjung Presiden Joko Widodo meresmikan Terowongan Sungai Nanjung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020). | Kredit Foto: Wijaya Karya (Wika)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo meresmikan Terowongan Sungai Nanjung di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1/2020).

Hadir mendampingi Kepala Negara antara lain: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Sosial Julian Batubara, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Bupati Bandung Dadang M. Nasser, Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wika) Tumiyana, dan Direktur Operasi I Perseroan, Agung Budi Waskito.

Baca Juga: Besok, Jokowi Resmikan Terowongan Jompong Jabar

Dalam sambutannya, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dengan beroperasinya Terowongan Sungai Nanjung ini kelak akan mengurangi waktu dan area luasan genangan hingga 700 ha bila banjir melanda di daerah terdampak.

"Alhamdulillah pembangunan Terowongan Nanjung yang menjadi bagian dari pengendalian banjir di cekungan Bandung sudah selesai," ungkap Presiden Joko Widodo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Terowongan Sungai Nanjung dibangun oleh Kementerian PUPR untuk penanganan luapain air Sungai Citarum yang kerap kali merendam ribuan hektare pemukiman warga, khususnya Kota dan Kabupaten Bandung. Proyek ini memiliki dua terowongan masing-masing 230 meter dan diproyeksikan dapat meningkatkan kapasitas Sungai Citarum yang semula Q5 570 m³/s menjadi Q20 669 m³/s dan mengurangi total luas genangan air yang semula 3.461 ha menjadi 2.761 ha.

Wika-Adhi JO yang ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana melaksanakan pekerjaan dengan lingkup Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Dua Terowongan masing-masing panjang 230 meter, Pekerjaan Bangunan Inlet Hidromekanikal, Pekerjaan Bangunan Outlet (Sediment Trap), Pekerjaan Jalan Inpeksi, hingga Pekerjaan Jembatan Rangka Baja sepanjang 81 meter dengan nilai kontrak Rp316,014 miliar.

Pembangunannya pun mengadopsi konsep penggalian (excavation) dengan NATM (New Austrian Tunneling Method) atau biasa disebut SEM (Sequential Excavation Method), sebuah penggalian terowongan yang dilakukan secara manual dan bertahap. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: