Memasuki tahun 2020, nampaknya pembahasan seputar generasi milenial atau mereka yang berusia 21-36 terus menjadi topik yang seksi. Apalagi, tahun ini Indonesia mulai menghadapi fase bonus demografi dengan populasi milenial mencapai sepertiga atau 34% dari total populasi.
Hampir semua pelaku industri, termasuk di sektor keuangan, berlomba lomba untuk menggarap potensi yang menggiurkan dari generasi milenial. Berbagai pendekatan dan strategi bisnis diimplementasikan agar tetap relevan dengan milenial yang memiliki karakter unik, tumbuh bersama teknologi, dan beraktivitas secara serba digital. Bagi industri fintech, generasi milenial pun menyumbang persentase basis konsumen yang besar.
Baca Juga: Libatkan Mahasiswa, LPDB-KUMKM Siap Re-Branding Koperasi untuk Milenial
Di sisi lain, seringkali generasi milenial dianggap tidak memiliki strategi investasi dan pengelolaan keuangan yang baik. Hal ini juga diamini oleh temuan berbagai survei di masyarakat. Salah satunya sebuah studi yang berjudul "Alvara Indonesia: Gen Z and Millennial Report 2019" menunjukkan bahwa milenial hanya mampu mengalokasikan pengeluarannya untuk ditabung kurang dari 10%.
Pengaruh gaya hidup yang dinamis ditambah minimnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan menjadi tantangan bagi generasi milenial untuk mengatur keuangan. Apalagi, di tengah popularitas prinsip "hidup ini cuma sekali" (you only live once) yang membuat gaya hidup serta biaya pergaulan makin meningkat.
Padahal, peningkatan kapasitas milenial dalam pengelolaan keuangan mampu menjadi stimulan penggerak roda ekonomi negara, terlebih jika mengingat jumlah populasinya.
"Salah satu faktor pendukung untuk menjadikan sebuah negara sehat secara ekonomi adalah masyarakatnya yang harus sehat secara finansial sehingga kami melihat urgensi untuk membantu milenial agar mampu menerapkan sistem keuangan yang sehat dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan tidak hanya bagi individu milenial tersebut, tetapi juga secara perlahan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara yang berkualitas. Terutama mengingat jumlah milenial yang mendominasi populasi di Indonesia, dengan kelas menengah urban sebagai salah satu pemegang estafet bonus demografi Indonesia 2020-2030," kata Lily Suriani, General Manager Kredivo.
Lantas seperti apa dampak signifikan yang ditimbulkan ketika milenial yang berjumlah sepertiga dari total penduduk Indonesia ini melek keuangan?
1.Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Dampak yang paling nyata dalam hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Milenial akan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan dan mudah mendapatkan akses layanan finansial, seperti kredit usaha, asuransi, dan instrumen investasi lainnya.
Terlebih ketika generasi ini sudah memiliki pemahaman berbagai macam instrumen investasi yang dapat menjadi nilai lebih bagi kemampuan finansial mereka sendiri, bekal pendapatan di masa depan yang dimiliki pun makin bertambah. Hal ini membuat milenial memiliki kemandirian secara ekonomi dan harapan hidup yang berkualitas di masa depan terutama saat di usia yang sudah tidak produktif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: