Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bikin Jantungan! Rupiah Jadi yang Paling Parah dari yang Terparah di Asia dan Dunia!

Bikin Jantungan! Rupiah Jadi yang Paling Parah dari yang Terparah di Asia dan Dunia! Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Banyak faktor yang membuat awal pekan ini, Senin (3/02/2020) menjadi sangat mencekam bagi pergerakan nilai tukar rupiah, mulai dari sentimen teknikal, serangan wabah corona, hingga data inflasi domestik yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini. Bak tak punya kekuatan apa pun, sejak pembukaan perdagangan spot pagi tadi, rupiah sudah terkoreksi -0,07% ke level Rp13.660 per dolar AS.

Baca Juga: OMG! Dolar AS Bikin Rupiah Kalang Kabut, Sampai Minus 0,57%!

Koreksi tersebut terus bertambah secara signifikan dari waktu ke waktu hingga rupiah jatuh ke level terendahnya sejak awal tahun 2020 di angka Rp13.730 per dolar AS. Hal itu tidak terlepas dari tekanan teknikal, di mana rupiah tercatat menguat 2,07% dalam tiga bulan terakhir sehingga amat menggiurkan bagi pelaku pasar untuk mencairkan keuntungan.

Baca Juga: Rupiah yang Malang: Dicecar Dolar AS, Digempur Mata Uang Global

Melihat fakta tersebut, wajar jika pada akhirnya rupiah menjadi tidak berdaya dan menjadi mata uang paling tertekan, baik secara regional maupun global. Dilansir dari RTI, hingga pukul 10.05 WIB, rupiah kian terpojok dengan depresiasi -0,55% ke level Rp13.730 per dolar AS. Sang Garuda itu pun keok di hadapan tiga mata uang dunia lainnya, yakni dolar Australia (-0,48%), euro (-0,48%, dan poundsterling (-0,31%).

Beban rupiah semakin nyata karena meski semua mata uang Asia terkoreksi di hadapan dolar AS, rupiah menjadi yang paling tertekan. Sebagai mata uang paling di Benua Kuning, rupiah harus mengakui kekalahan atas dolar Hong Kong (-0,57%), yen (-0,40%), yuan (-0,36%), won (-0,35%), dolar Singapura (-0,32%), dolar Taiwan (-0,20%), baht (-0,16%), dan ringgit (-0,15%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: