Di Antara 2 Taksi Online Amerika, Mana yang Lebih Disukai Pemilik Modal?
Uber dan Lyft, dua perusahaan taksi daring (online) yang mendominasi pasar Amerika Serikat (AS), punya model bisnis yang berbeda. Uber lebih memilih membakar uang untuk bisnis sampingan yang merugi, sedangkan Lyft lebih berfokus pada layanan berbagi tumpangannya.
Tak cuma itu, Uber mengklaim dapat memperoleh profit secara keseluruhan pada kuartal IV 2020 denga model bisnis itu. Ukuran itu tak termasuk biaya kompensasi berbasis pasokan dan barang lainnya.
"Perusahaan memperkirakan masih akan merugi lebih dari US$1 miliar pada 2020," laporĀ Reuters, dikutip Senin (10/2/2020).
Baca Juga: Tak Selalu Mulus, Begini Perjalanan Bos Uber Hingga Sempat Menjadi Orang Terkaya di AS
Meski begitu, Uber punya pendapatan lebih besar dari Lyft. Di 9 bulan pertama 2019, Uber menghimpun US$3,8 miliar, sedangkan Lyft mengumpulkan US$956 juta. Penilaian pasar Uber juga hampir lebih tinggi lima kali lipat daripada Lyft.
Uber beroperasi di lebih banyak pasar di seluruh dunia, walau berselisih dengan regulator di London dan Jerman dan 'hengkang' dari beberapa pasar Asia. Sementara, Lyft berfokus pada Amerika Utara.
Akan tetapi, Lyft lebih pintar mempertahankan pengendara yang membayar tinggi dalam model bisnis berlangganan yang dirilis Oktober 2019. Uber tampaknya akan menjiplak strategi itu ke dalam bisnis berbagi tumpangan dan makanannya pada tahun ini.
Dari segi minat investor, sebagian besar analis utama masih memilih Uber. "Valuasinya, profitabilitas segmen berbagi tumpangan, dan kemampuannya mencegah penurunan regional, dan menghadapi tekanan peraturan menjadikan Uber sebagai investasi jangka panjang yang lebih aman," kata Analis CFRA, Angelo Zino.
Namun, ada pula yang lebih memilih untuk menggelontorkan uangnya untuk Lyft dibandingkan Uber; karena model bisnis Lyft lebih aman.
Analis Cascend Securities, Eric Ross berujar, "kami lebih suka Lyft karena berfokus pada bisnis paling menguntungkan di Amerika Utara, pasar berbagi tumpangan terbesar."
Uber dan Lyft menolak berkomentar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: