Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kenapa Kelelawar Tak Bisa Sakit Meski Tularkan Virus?

Kenapa Kelelawar Tak Bisa Sakit Meski Tularkan Virus? Ribuan kelelawar menyerbu sebuah kota di North Queensland, Australia. | Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kelelawar memiliki virus COVID-19 di dalam tubuhnya tapi tidak mengalami sakit karena sistem imunitasnya yang mengalami mutasi yang menguntungkan mereka, kata peneliti mikrobiologi Suigiyono Saputra.

"Sama seperti manusia yang punya sistem imun, hanya kelelawar itu DNA sensornya melemah jadi ketika mendapatkan infeksi kelelawar tidak bereaksi secara berlebihan karena sensornya melemah," kata peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat.

Hal itu berbeda dengan manusia, yang ketika mendapatkan infeksi, sistem imunnya langsung bekerja dan memberikan reaksi sehingga menimbulkan gejala bahwa tubuh sedang tidak sehat.

Sedangkan dalam kelelawar, jika terjadi infeksi, tubuhnya tidak akan terlalu reaktif ketika ada virus baru yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, tubuh hewan itu memungkinkan terjadinya re-infeksi yang membuat mereka terjangkit virus yang sama.

Tapi, karena sensor yang melemah tersebut membuat mereka menjadi tidak sakit meski itu terjadi.

"Hal itu memungkinkan mereka untuk mengakumulasi begitu banyak patogen di dalam tubuhnya," kata Sugiyono.

Kelelawar memang memiliki kandungan virus COVID-19 di tubuhnya dan menjadi salah satu inang utama dari virus tersebut. COVID-19 di kelelawar disebut bisa menulari hewan lain yang kemudian dapat menulari manusia.

Dalam kasus SARS yang terjadi pada 2002 dan COVID-19 yang kini sedang mewabah, keduanya disebut mulai mewabah karena infeksi dari hewan kedua yang terinfeksi COVID-19 dari kelelawar. Dalam kasus SARS, musang disebut sebagai inang perantara untuk virus yang menyerang sistem pernapasan itu.

Sementara itu, South China Agricultural University menyampaikan hasil penelitian terbaru mereka yang menyimpulkan urutan genom virus COVID-19 dari trenggiling dalam penelitian 99 persen identik dengan yang diambil dari pasien yang terinfeksi COVID-19.

Peneliti menyimpulkan trenggiling kemungkinan menjadi inang perantara yang memungkinkan infeksi terhadap manusia setelah mendapatkannya dari kelelawar sebagai inang utama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: