Terserang Corona, Ekonomi Negeri Matahari Terbit Ikut Ambruk
Perekonomian Jepang ambruk pada laju tahunan 6,3 persen kuartal terakhir. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari bencana angin topan dan belanja konsumen yang menurun.
Data ekonomi yang dirilis pada Senin (16/2/2020) oleh kantor Kabinet Jepang datang di tengah kekhawatiran mengenai penurunan yang dapat terus berlanjut di Negeri Matahari Terbit itu. Salah satu faktor utama adalah wabah virus corona jenis baru atau Covid-19 yang dimulai di China pada Desember 2019 dan menyebar ke sejumlah negara.
Jepang menjadi negara kedua dengan kasus Covid-19 terbanyak setelah China. Produk domestik bruto Jepang (PDB), jumlah nilai produk, dan layanan suatu negara turun 1,6 persen dalam tiga bulan terakhir pada kuarta ke 2019.
Baca Juga: Batalkan Konferensi Global, Raksasa Medsos Ini Jiper sama Corona
Tingkat tahunan menunjukkan apa yang akan terjadi jika laju yang sama terus selama satu tahun. Kontraksi untuk periode Oktober-Desember adalah Jepang pertama dalam lebih dari setahun.
Jumlah penurunan adalah yang terburuk dalam lima tahun terakhir. Hal ini juga membuat indeks saham acuan Nikkei 225 jatuh dalam perdagangan pada Senin (16/2/2020).
Permintaan domestik turun di kuartal ini dengan laju tahunan 8,0 persen. Pengeluaran orang-orang yang terganggu adalah dengan kenaikan pajak konsumsi dari 8 persen menjadi 10 persen pada Oktober 2019. Ekspor dan impor jatuh selama kuartal tersebut.
Wabah virus corona baru kemungkinan akan mempengaruhi berbagai aspek ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah mengandalkan wisatawan dari China untuk mempertahankan pertumbuhan, namun kini kunjungan tersebut menyusut karena pembatasan agar virus tidak menyebar lebih luas.
Baca Juga: Mitigasi Dampak Corona, IMF Harapkan Ada Kebijakan Global
"Kekhawatiran terhadap ekonomi yang berfokus pada ekspor adalah tekanan yang terus-menerus di tengah virus corona,” kata Jingyi Pan, ahli strategi pasar di IG Singapura terhadap PDB Jepang, Selasa (18/2).
Banyak perusahaan di Jepang telah menghentikan atau menyesuaikan produksi karena gangguan rantai pasokan atau penangguhan pekerjaan di pabrik mereka sendiri di China. Secara keseluruhan, jumlah konsumsi orang-orang cenderung turun karena menghindari berbagai tempat keramaian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: