Keputusan Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran level 1,5% hingga 1,75% menjadi keuntungan besar bagi nilai tukar dolar AS. Sejak pembukaan pasar spot, Jumat (21/02/2020), dolar AS sudah perkasa dan membuat rupiah terdepresiasi -0,11% ke level Ro13.715 per dolar AS.
Keperkasaan dolar AS pada penghujung pekan ini membuat sebagian besar mata uang global tak mampu berkutik, misalnya dolar Australia, dolar New Zealand. dolar Kanada, yuan, dolar Hong Kong, won, baht, dan dolar Taiwan.
Baca Juga: Oh No! BI Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Rupiah Nahas dan Ambruk ke Level Bawah Dunia!
Berbeda dengan dolar AS, nilai tukar rupiah justru tengah terkoyak-koyak di hadapan mayoritas mata uang Asia dan dunia. Terlebih lagi, setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan sebesa 25 basis poin (bps) menjadi 4,75% pada Kamis (20/02/2020).
Hingga pukul 10.15 WIB, rupiah terdepresiasi -0,20% ke level Rp13.735 per dolar AS. Selain di hadapan dolar, rupiah juga tidak berdaya di hadapan dua mata uang Benua Biru, yakni poundsterling (-0,25%) dan euro (-0,22%). Beruntung, rupiah masih unggul tipis terhadap dolar Australia (0,04%).
Baca Juga: Virus Corona Bikin Ngeri dan Warning Apple yang Sakti, Superioritas Emas Dunia Makin Terbukti!
Performa rupiah di tingkat Asia juga tidak begitu baik. Pagi ini rupiah terpantau hanya unggul atas baht (0,57%), dolar Taiwan (0,31%), dan ringgit (0,09%). Di sisi lain, sang Garuda takluk terhadap yen (-0,20%), dolar Singapura (-0,17%), dan dolar Hong Kong (-0,06%), sedangkan di hadapan yuan dan won, rupiah belum dapat menentukan langkah alias stagnan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih