Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony mengatakan, apa yang dilakukan LPKR akan semakin menguatkan kinerja. Secara keseluruhan, bisnis LPKR memang fokus di bidang properti dan kesehatan. Bisnis kedua sektor ini secara animo masih cukup baik.
Sektor kesehatan sendiri masih menarik karena memang dibutuhkan oleh masyarakat. Kemudian, bisnis properti dan rumah sakit akan menghasilkan pendapatan berulang (recurring income). Dengan memperbesar recurring income, perusahaan akan lebih stabil.
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhir 2019 tercatat sebagai pengembang properti dengan aset paling jumbo, mencapai Rp56,8 triliun. Nilai aset LPKR mengalahkan Bumi Serpong Damai yang tercatat memiliki aset sebesar Rp53,3 triliun.
Baca Juga: Kinerja Positif, Saham LPKR Layak Dikoleksi
CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, perusahaaan akan terus mengoptimalisasi portofolio properti demi meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham. Juga, agar kepemilikan aset perseroan semakin bertambah.
"Kami terus bekerja mengelola aset-aset kami secara proaktif untuk meningkatkan valuasi, mengidentifikasi peluang investasi, serta meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham," ucap John Riady.
Seperti diketahui, LPKR melalui keterbukaan informasi menyampaikan manajemen akan fokus dalam pengembangan bisnis inti Lippo Karawaci, antara lain akan memperluas produk Urban Homes, mempercepat pendapatan pra penjualan, meningkatkan kualitas pelayanan di linis bisnis kesehatan, dan mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar dalam bisnis ritel mal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: