Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mentan Lepas Ekspor Larva Kering dari Bogor Tembus Inggris

Mentan Lepas Ekspor Larva Kering dari Bogor Tembus Inggris Kredit Foto: Kementan

Dedie juga mengatakan kebanyakan pendapatan Bogor berasal dari sektor jasa, di dalamnya restoran, hotel, kuliner, tetapi dengan tambahan satu kreativitas tentu akan memberikan harapan untuk Bogor mendapatkan PAD yang lain, termasuk penyerapan tenaga kerja untuk masyarakat.

Di kesempatan yang sama, Budi Tanaka, owner PT Bio Cycle Indo, selaku eksportir mengatakan, larva kering BSF ini diekspor ke negara industri pakan ternak sebagai sumber protein campuran bahan pembuatan pakan ternak, antara lain seperti pakan unggas dan ikan.

Menurutnya, industri ini sangat menjanjikan dan prospektif serta menjadi peluang bagi perusahaan pakan ternak Indonesia lainnya untuk mengembangkan pasar lokal maupun menembus pasar dunia, mengingat terjaminnya ketersediaannya dengan harga relatif lebih murah dibandingkan sumber protein lainnya. Sehingga dapat menekan biaya pakan dalam industri peternakan, yang berkontribusi sekitar 70-75% dari total biaya produksi.

Baca Juga: Strategi Bisnis TaniHub: 1 Juta Petani hingga Ekspansi

"Untuk memenuhi target ekspor dalam tiga tahun ke depan sebesar 24.000 ton per tahun dengan total nilai penjualan Rp1,3 triliun, perusahaan ini mengembangkan produksinya di Pekanbaru," kata Budi.

Budi mengatakan jika saat ini PT Bio Cycle Indo sedang melakukan pengurangan izin untuk Amerika, yakni FBA dan Kanada CFIA. Ia berharap semua regulasi segera lengkap sehingga Indonesia bisa menjadi raja magot.

"Sampai tahun ini kita mempunyai pengiriman yang cukup bagus, permintaan yang luar biasa, kenapa kita punya belatung atau magot kelas dunia yang tidak bisa negara lain kalahkan," pungkasnya.

Perlu diketahui, sebelumnya larva yang merupakan komoditas pertanian ini juga berhasil diekspor ke Jepang maupun Uni Eropa (Belanda) oleh perusahaan yang sama dengan jumlah 59.113 ton dan total nilai penjualan Rp3,31 miliar dalam kurun waktu 2018-2019.

Pengiriman ekspor dilaksanakan melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan disertai penjaminan kesehatan dan keamanan dengan Sertifikat Kesehatan oleh Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok, di mana sebelumnya tempat produksi telah ditetapkan sebagai Tempat Tindakan Karantina oleh Menteri Pertanian serta disertifikasi dengan Nomor Kontrol Veteriner (NKV).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: