Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Belajar dari 2 Pasien Pertama di RI, Ini Gejala Awal Virus Corona

Belajar dari 2 Pasien Pertama di RI, Ini Gejala Awal Virus Corona Petugas memeriksa suhu tubuh calon penumpang LRT (Light Rail Transit) di Stasiun LRT Velodrome, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Pemeriksaan suhu tubuh penumpang tersebut merupakan upaya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19. | Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta

Riwayat Kontak

Yurianto bersyukur bahwa kedua pasien cepat tertangani karena memiliki riwayat kontak dengan orang yang positif terinfeksi Covid-19. Apalagi, si warga Jepang juga proaktif memberitahukan kondisinya, dengan menelpon teman dansanya (pasien pertama) di Jakarta 14 Februari lalu. 

"Kalau tidak ada telepon, kita akan semakin telat tahunya," kata Yurianto.

Secara umum, penanganan pasien suspect Corona akan dilacak melalui riwayat kontaknya, meliputi apakah pernah melakukan perjalanan ke negara yang tengah endemi Corona atau bertemu orang asing dari negara-negara endemi.

"Kalau dia tidak ada perjalanan ke luar negeri, dan dia juga tidak bercerita bahwa dia tidak bertemu orang asing, maka kita tidak masukan dia dalam ODP (orang dalam pemantauan), kemudian dia sakit maka kita akan berikan layanan sakit seperti biasanya. Dan begitu kita temukan ada tanda-tanda infeksi saluran pernafasan (ISPA), maka kita lakukan isolasi takut ke arah pneumoni (infeksi radang paru-paru)," ungkapnya.

Untuk gejala pasien Covid-19 sendiri, Yurianto mengakui memang tidak mudah dideteksi. Sebab, sulit ditemukan gejala spesifik dari pneumonia akibat Covid-19. Bahkan, pada fase awal pneumonia karena virus lain gambarannya sama persis dengan Covid-19.

"Kalau karena bakteri relatif lebih mudah, karena dari sputumnya, dari dahaknya, kita bisa lakukan kultur bakterinya, kalau virus kan enggak bisa dikultur, di samping itu kalau bakteri kita dapat gambaran lecositusnya naik," ujar Yurianto.

Bagi pasien suspect, akan dilakukan pemeriksaan spesimen, yakni mengambil sampel pasien dari dinding hidung dan mulut. Dan di rumah sakit rujukan, pasien suspect diambil menggunakan alat Bronkoskopi untuk mengambil sampel cairan dari paru-paru.

"Ini yang namanya spesimen. Nah spesimen ini yang dibawah ke laboratorium untuk diperiksa," terangnya.

Yurianto menambahkan ada dua metode dalam mendeteksi Corona. Pertama, metode cepat dengan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR). Dalam waktu 24 jam, hasilnya sudah diketahui. Kedua, dengan metode genome sequencing. Hasilnya diketahui dalam tiga hari ke depan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: