Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengklaim gejala penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19 semakin menjinak dibanding saat pertama kali menyebar di China pada akhir 2019.
"Sekarang ini di daratan China penambahan kasus sudah tapering off, makin lama makin sedikit, sudah semakin turun dan RS darurat juga sudah dibongkar. Jumlah kasus positif di China sekitar 80-an ribu dan 55 ribu sudah sembuh," kata Juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor staf kepresidenan Jakarta, Kamis.
Menurut Yurianto, kelompok yang sembuh paling besar adalah usia 35-40 tahun alias kelompok muda.
"Sedangkan yang meninggal bentangan usianya 65-75 tahun dan hampir 70 persen memiliki penyakit yang kita sebut penyakit kronis sebelum infeksi yang mempengaruhi daya tahan tubuh seperti penyakit jantung, diabetes, gagal ginjal kronis, paru-paru kronis sehingga menyebabkan daya tubuh rendah jadi begitu terinfeksi orang itu akan jatuh dalam kondsi tubuh jelek," tambah Yurianto.
Sedangkan di luar China saat ini justru terjadi peningkatan kasus yang mulai di Korea Selatan, Jepang, Iran hingga Italia.
"Di samping penyebaran ke negara-negara lain yang baru juga sangat tinggi. Data beberapa hari yang lalu ada 20 negara baru yang ditemukan kasus positif, artinya mobilitas penderita dengan COVID-19 memang tidak terdeteksi di pintu masuk negara manapun karena deteksi di negara-negara lain juga mengandalkan thermal scan dan thermal gun," ungkap Yurianto.
Itu artinya, lanjut Yurianto terjadi pergeseran gejala COVID-19 yang mengarah ke gejala yang makin ringan.
"Sehingga orang dengan virus positif tapi gejalanya ringan, batuk tidak kelihatan, panas tidak tinggi, bahkan di beberapa laporan asymthomatis alias tidak menunjukkan gejala, artinya virus di dalam dirinya tidak sempat bereplikasi atau beranak pinak yang memicu demam atau pun merangsang batuk," jelas Yurianto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: