Dosen Pertanian dari Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Harianto, mendukung upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan produksi pertanian melalui gerakan nasional peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian 2020.
Dalam Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (10/3), Harianto mengaku mendukung peningkatan ini karena Indonesia harus mempertahankan pangan dalam menghadapi perubahan iklim dan dinamika ekonomi global yang terjadi saat ini. Menurutnya, langkah tersebut harus disikapi secara serius karena dampak perubahan iklim akan membuat banyak negara krisis serta merasa sulit untuk meningkatkan kualitas produksi pertanian.
Baca Juga: Kostratani, Momentum Bangkitnya Penyuluhan Pertanian
"Di satu sisi, hal ini menjadi kesempatan bagus bagi Indonesia karena diuntungkan dengan garis demografis dengan banyak penerus petani muda yang akan berdatangan," kata Harianto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Menurut Harianto, bonus demografi tersebut akan menguntungkan Indonesia karena ada 10 miliar lebih generasi baru tumbuh di seluruh dunia. Oleh karena itu, perubahan ini harus disikapi secara serius dengan kesigapan memperkuat kebutuhan pangan nasional.
Sebagai informasi, intensitas musim kemarau tahun 2019 jauh lebih besar ketimbang musim kemarau di tahun 2018. Musim kemarau tahun lalu lebih banyak dipengaruhi aktivitas Indian Dipole Mode (IOD) dengan posisi positif hampir di sepanjang semester kedua tahun 2019. Selain itu, musim kemarau tahun 2019 juga banyak dipengaruhi oleh suhu muka laut di Indonesia bagian selatan yang secara umum lebih dingin dari biasanya.
"Indonesia harus meningkatkan kesiapan dalam menghadapi gejolak tersebut. Saya optimistis kita bisa setara bahkan bisa melewati Singapura untuk kesiagaan ini," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: