Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mantap! Trump Tegas Tolak Semua Penerbangan dari Eropa

Mantap! Trump Tegas Tolak Semua Penerbangan dari Eropa Kredit Foto: Foto/Reuters
Warta Ekonomi, Washington -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan menangguhkan semua penerbangan dari Eropa selama 30 hari. Hal itu dilakukan dalam rangka mencegah penyebaran wabah virus corona jenis baru, Covid-19.

“Untuk mencegah kasus-kasus baru (Covid-19) memasuki tanah kami, kami akan menangguhkan semua perjalanan dari Eropa ke AS,” kata Trump pada Rabu (11/3/2020) malam waktu setempat, dikutip laman BBC.

Baca Juga: Gemetar Tak Henti-henti, Trump Didesak Setop Berjabat Tangan Lagi

Dia mengungkapkan penangguhan mulai berlaku pada Jumat (13/3/2020) tengah malam. Menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, mereka yang terkena dampak adalah negara-negara Area Schengen termasuk Austria, Belgia, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia dan Swiss.

Sementara Inggris tak terdampak penangguhan tersebut. Dengan demikian, penerbangan dari dan ke AS masih dapat dilakukan. Saat ini terdapat 1.135 kasus Covid-19 di AS.

Jumlah korban meninggal akibat virus itu adalah 39 jiwa. Beberapa wilayah di Negeri Paman Sam telah mengumumkan status darurat perihal penyebaran wabah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah Covid-19 sebagai pandemi. “Covid-19 dapat dicirikan sebagai pandemi.

Kami belum pernah melihat pandemi yang dipicu oleh virus corona,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu.

Menurut dia, setiap hari WHO telah menyerukan negara-negara agar mengambil tindakan mendesak dan agresif untuk merespons wabah Covid-19. ”Kami telah membunyikan bel alarm dengan keras dan jelas," ujarnya.

Saat ini terdapat lebih dari 118 ribu kasus Covid-19 yang tersebar di 114 negara. Total kematian global sedikitnya 4.291 jiwa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: