Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Italia Lockdown: Kasus Kematian Bertambah, Ekonomi Terpukul

Italia Lockdown: Kasus Kematian Bertambah, Ekonomi Terpukul Seorang pekerja membersihkan Rialto Bridge dengan cairan desinfektan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona (COVID-19) di Venesia, Italia, Jumat (13/3/2020). | Kredit Foto: Reuters/Manuel Silvestri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Toko-toko dan restoran tutup, ratusan penerbangan dibatalkan, jalan-jalan dikosongkan pada Selasa (10/3/2020), hari pertama pemerintah Italia memberlakukan lockdown atau isolasi nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kebijakan ini untuk memperlambat wabah virus corona di Eropa.

Hanya beberapa jam setelah pembatasan mulai berlaku, otoritas kesehatan mengumumkan jumlah kematian melonjak dari 168 menjadi 631, kenaikan terbesar sejak penularan terungkap pada 21 Februari.

Jumlah total kasus yang dikonfirmasi naik pada tingkat yang jauh lebih lambat dari yang baru-baru ini terlihat, kini mencapai 24.747. Para pejabat memperingatkan bahwa wilayah di Lombardy memberikan data yang tidak lengkap.

Baca Juga: Bersih-bersih dari Corona, Lion Air Sterilisasi Seluruh Pesawatnya

Pemerintah Italia meminta warganya untuk tinggal di rumah dan menghindari perjalanan yang tidak penting hingga 3 April. Langkah-langkah pelebaran radikal sudah diambil di sebagian besar orang kaya di utara, yang merupakan pusat penyebaran penyakit menular ini.

Perdana Menteri Giuseppe Conte secara tak terduga memperluas zona merah ke seluruh negara pada Senin malam. Ia menunjukkan kontrol paling parah sejak Perang Dunia II. Langkah ini mengejutkan para pebisnis kecil yang mengkhawatirkan masa depan mereka.

"Sepertinya kiamat telah melanda, tidak ada orang di sekitar. Ini benar-benar bencana. Ini akan mengurangi populasi kita. Lebih banyak orang akan mati akibat dari krisis ekonomi yang disebabkan oleh lockdown ini daripada virus itu sendiri," ujar Mario Monfreda, pengelola restoran Larys di Roma, dikutip Reuters, Selasa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: