Rencana IAIN Tulungagung meminjamkan fasilitas gedung rusunami, asrama dan gedung perkuliahan pascasarjana untuk dijadikan rumah sakit darurat penanganan pasien COVID-19 mulai mendapat tentangan warga sekitar.
Sikap penolakan itu disampaikan Pemerintah Desa Plosokandang, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur, Kamis, dengan menyampaikan petisi surat keberatan warga ke pihak Rektorat IAIN Tulungagung.
Baca Juga: Lima Orang Dinyatakan Positif Corona di Sumbar
"Kami sudah menggelar pertemuan dengan warga, terutama yang tinggal di sekitar rusunami (rumah susun sewa sederhana untuk mahasiswa) dan mereka sepakat menolak (alihfungsi gedung untuk RS darurat)," kata Kepala Desa Plosokandang Agus Waluyo dikonfirmasi usai mendatangi kampus IAIN Tulungagung.
Usahanya bertemu pimpinan IAIN Tulungagung tidak membuahkan hasil. Kedatangan Agus Waluyo dan sejumlah tokoh warga ke kampus IAIN hanya sampai di pintu gerbang, karena pihak keamanan tidak mengizinkan mereka masuk dengan alasan pimpinan sedang tidak ada di tempat.
Alasan penolakan itu sendiri dikarenakan posisi kompleks rusunami yang dekat dengan pemukiman penduduk. Kendati jarak antara gedung rusunami, asrama dan gedung perkuliahan pascasarjana cukup jauh dari rumah penduduk, Agus mengatakan warganya saat ini dilanda keresahan setelah tersebarnya kabar berita tentang peminjaman gedung rusunami untuk RS darurat.
"Warga kami resah dengan (kabar) rencana ini. Kenapa harus rusunami, kan ada alternatif lain," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: