Pemerintah India telah menerapkan kebijakan penguncian wilayah (lockdown) selama tiga minggu ke depan terhitung sejak 24 Maret 2020. Langkah ini diambil untuk menyelamatkan lebih dari 1,3 miliar jiwa penduduk India yang berpotensi terinfeksi Covid-19 apabila masih melakukan interaksi langsung dengan penduduk negara lain.
Perdana Menteri India, Narendra Modi menegaskan, "Ada larangan total bagi semuanya untuk keluar rumah."
Data ArcGis mencatat jumlah pasien yang terinfeksi virus Corona di India mencapai 606 orang dengan rasio kematian 1,67 persen. Kebijakan lockdown ini mengakibatkan perekonomian India diperkirakan Barclays akan terpangkas hingga US$120 miliar atau sekitar 4 persen terhadap PDB.
Baca Juga: Terbitkan Surat Edaran, Tito Berkeras ke Kepala Daerah: Jangan Sembarangan Lockdown!
India termasuk ke dalam peringkat 5 negara dengan PDB terbesar di dunia. Kondisi ini membuktikan bahwa India terlalu besar untuk dipandang sebelah mata bagi perekonomian global. Ketika perekonomian India melambat, maka dampaknya juga akan dirasakan langsung oleh negara lain di dunia.
Bagi Indonesia, peran India sangat penting karena India menjadi negara tujuan ekspor terbesar kelima setelah China, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura untuk produk-produk domestik Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa nilai ekspor Indonesia ke India sepanjang 2019 adalah US$11,78 miliar dengan produk utama berupa batu bara dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Pada 2019, India menjadi negara tujuan ekspor kedua terbesar CPO Indonesia dengan volume ekspor sebanyak 4,8 juta ton setelah China. Namun, dengan adanya infeksi Covid-19 dan lockdown yang diberlakukan pemerintah India, permintaan minyak sawit dari India akan terdisrupsi.
Diperkirakan, volume ekspor CPO Indonesia sepanjang semester I–2020 ke India akan mengalami penurunan. Data Gapki mencatat, pada Januari lalu Indonesia mengekspor minyak sawit mentah dan produk turunannya ke India sebanyak 2,39 juta ton. Volume ekspor tersebut menurun 36 persen dibandingkan Desember 2019 yang sebanyak 3,72 juta ton.
Baca Juga: CPO Oh CPO… Ayolah!
Tidak hanya itu, pergerakan harga CPO global juga terganggu akibat lockdown yang dilakukan oleh negara-negara dunia, termasuk India. Data CIF Rotterdam mencatat harga rata-rata CPO selama Maret 2020 yakni US$630,75 per MT atau menurun 13,2 persen dibandingkan Februari lalu.
Ditambah lagi, penutupan pelabuhan utama di berbagai penjuru dunia termasuk India mengakibatkan operasi pengiriman minyak sawit menjadi terhambat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: